Minggu, 29 September 2013

JENIS JENIS TEKNOLOGI PEKERJAAN SOSIAL KOMUNITAS (RRA, PRA, MPA,ToP DAN SKENARIO FGD)

1.  Metoda Rapid Rural Appraisal (RRA)
Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya.

Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan. 

Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah. Komunikasi dan kerjasama diantara masyarakat desa dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahami masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRA juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang memungkinkan.

Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang berbeda. Metoda ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.

Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).

2. Metoda Participatory Rural Appraisal (PRA)
Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Kritik PRA terhadap pembangunan adalah bahwa program-program pembangunan selalu diturunkan "dari atas" (top down) dan masyarakat tinggal melaksanakan. 

Proses perencanaan program tidak melalui suatu 'penjajagan kebutuhan' (need assesment) masyarakat, tetapi seringkali dilaksanakan hanya berdasarkan asumsi, survei, studi atau penelitian formal yang dilakukan oleh petugas atau lembaga ahli-ahli penelitian. Akibatnya program tersebut sering tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak adanya rasa memiliki terhadap program itu. 

Dengan PRA, yakni dengan partisipasi masyarakat keadaan itu diperbaiki dan juga keterampilan-keterampilan analitis dan perencanaan dapat dialihkan kepada masyarakat. Dengan demikian secara bertahap ketergantungan pada pihak luar akan berkurang dan pengambilan prakarsa dan perumusan program bisa berasal dari aspirasi masyarakat (bottom up).

Metoda PRA didasarkan pada penyempurnaan dan modifikasi dari metoda AEA (Agroecosystems Analysis) dan RRA (Rapid Rural Appraisal) yang dilakukan oleh kalangan LSM dan peneliti yang bekerja di wilayah Asia dan Afrika. Walaupun ada beberapa kesamaan antara metoda PRA dan RRA, tetapi ada perbedaan secara mendasar. 

Metoda RRA penekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian informasi oleh órang luar. Sedangkan metoda PRA penekannya adalah pada partisipasi dan pemberdayaan. Menurut Robert Chambers (1987) PRA lebih cocok disebut sebagai metoda dan pendekatan-pendekatan jamak daripada metoda dan pendekatan tunggal, dan PRA adalah menu yang menyajikan daftar metoda dan teknik terbuka dan beragam.

Dengan penekanannya pada partisipasi, maka metoda PRA mempunyai prinsip-prinsip: belajar dari masyarakat, orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku, saling belajar dan saling berbagi pengalaman, keterlibatan semua kelompok masyarakat, bebas dan informal, menghargai perbedaan dan triangulasi.

Metoda PRA dibangun berdasarkan (a) kemampuan- kemampuan masyarakat desa setempat, (b) penggunaan teknik-teknik fasilitatif dan partisipatoris, dan (c) pemberdayaan masyarakat desa setempat dalam prosesnya (Khan and Suryanata, 1994). Metoda PRA pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi 4 (empat) macam proses, yaitu: (1) appraisal dan perencanaan secara partisipatoris, (2) pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program secara partisipatoris, (3) penyelidikan berbagai topik (seperti; manajemen sumber daya alam, keamanan pangan, kesehatan, dan lain-lain), (4) pelatihan dan orientasi untuk peneliti dan masyarakat desa. 

Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupa dengan yang digunakan dalam metoda RRA, tetapi berbeda dalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik di lapangan. Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yang dilibatkan dalam PRA memainkan peran yang lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis data dan pengembangan intervensi seperti pada program-program pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap program secara keseluruhan. 

Proses ini akan memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan kepada mereka untuk melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendiri yang lebih baik dibanding dengan melalui intervensi dari luar.

3. Metode  Partisipatory Assesment ( MPA )
MPA adalah suatu teknik dalam pengembangan masyarakat dengan memfasilitasi masyarakat untuk mengidentifikasi situasi-situasi, kondisi, masalah sosial yang dialami oleh masyarakat setempat, penyebab dari masalah tersebut serta mengidentifikasi potensi dan sumber yang dimiliki. Teknik ini dimaksudkan untuk memancing partisipasi masyarakat yang enggan, takut atau malu mengungkapkan ide.
Langkah-langkah MPA :

  1. Menemukenali masalah/kebutuhan : a)Pemetaan wilayah dan akses kepemilika. b) Klassifikasi kesejahteraan, c) Masalah individu, kelompok, dan masyarakat yang dihadapi, d) Sejarah perkembangan wilayah dan Observasi lapangan
  2. Menemukenali potensi atau sumber: a) Potensi rumah tangga setiap keluarg, b) Waktu yang dapat digunakan secara produktif, c) Sarana dan prasarana umum, d) System nilai masyarakat dan Kebiasaan pengambilan keputusan
  3. Menganalisis masalah/kebutuhan dan potensi: a) Mengkaji masalah dan penyebab, b) Hubungan kausalitas, c) Menentukan focus masalah, d) Mencari prioritas masalah, e) Melihat faktor pendukung dan penghambat dan f) Kemungkinan sumber dan potensi yang dapat digunakan  dalam pemecahan masalah
  4. Memilih solusi pemecahan masalah: a) Mencegah timbulnya masalah yang lebih jauh, b) Memobilisasi sistem sumber dan potensi, c) Menentukan alternatif pemecahan masalah dan Pertemuan masyarakat untuk menentukan skenario tindakan
Klasifikasi Kesejahteraan

  1. Adalah suatu proses untuk mencari definisi tentang tingkat kesejahteraan suatu masyarakat berdasarkan kaca mata masyarakat itu sendiri (kearifan lokal)
  2. Bahwa di dalam masyarakat terjadi strata sosial
  3. Strata tersebut akan didefinisikan oleh masyarakat itu sendiri
  4. Masyarakat akan menganalisa strata mana yang paling banyak populasinya dan mengapa demikian
  5. Kearifan lokal à bahwa masyarakat punya pemaknaan terhadap apa yang mereka lihat dan rasakan tentang kesejahteraannya.
T u j u a n :

  1. Memberi pembelajaran dan penyadaran kepada  masyarakat tentang tingkat kesejahteraan komunitasnya
  2. Memberi pembelajaran kepada masyarakat untuk menilai tingkat kesejahteraannya sediri
4. Technology of Participation ( ToP )ToP adalah teknik perencanaan pengembangan masyarakat secara partisipatif, sehingga semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan ide dan mengapresiasi ide orang lain.
Alur Diskusi :
a.Tahap I : Diskusi

  1. Tahap diskusi merupakan dialog yang dipandu dengan serangkaian pertanyaan yang dipandu oleh fasilitator
  2. Pertanyaan yang diajukan ada pada empat tingkat kesadaran yaitu : objective, reflektive, interpretative, decisional. Disingkat ORID
3)      Struktur ini memungkinkan peserta untuk menjelajah dari hal yang dangkal sampai pemahaman yang               mendalam
b. Tahap II : Lokakarya: a) Tahap ini merupakan cara untuk memfasilitasi pemikiran-pemikiran di dalam kelompok tentang pokok-pokok bahasan tertentu menjadi suatu keputusan dan tindakan yang sifatnya terfokus dan b) Tahap ini merupakan cara yang efektif untuk membangun konsensus dalam menyusun tindakan bersama
c. Tahap III : Perumusan Rencana Tindak: a) Merupakan gabungan dari tahap diskusi dan tahap lokakarya
 dan b) Tujuannya adalah tersusunnya rencana tindakan nyata untuk kurun waktu tertentu dan disertai dengan tugas-tugas dan tanggungjawab yang diuraikan secara bersama.

5.  SKENARIO FGD
A.  TAHAP PERSIAPAN.
  1. Menyiapkan/menetapkan peserta
  2. Peserta diskusi terdiri dari anggota
  3. Diharapkan hadir sekurang-kurangnya  75% anggotA
  4. Menyepakati tanggal, waktu, tempat dan didiskusikan dengan pimpinan
  5. Membuat dan menyebarkan undangan.
  6. Menyiapkan bahan dan logistik (alat tulis, instrumen penelitian, ruangan, tempat duduk, dan konsumsi)
  7. Menyiapkan notulen (menunjuk orang yang bisa mencatat dengan baik dan dipersiapkan dua orang dengan tujuan saling bisa mengoreksi kekurangan pencatatan proses diskusi ).
B.  TAHAP PROSES DISKUSI
  1. Memulai diskusi  (durasi: 15 menit )
  2. Pembukaan acara ( Mahasiswa memperkenalkan diri dan meminta audiens mengenalkan diri).
  3. Penjelasan maksud , tujuan, tema dan alat yang akan digunakan dalam FGD ( durasi: 30 menit).
  4. Mengemukakan Maksud FGD
  5. Mengemukaan Tujuan FGD
  6. Penawaran waktu diskusi/ kesepakatan waktu.
  7. Memotivasi partisipasi dari seluruh peserta FGD untuk  mengungkapkan pendapat mereka masing-masing.
  8. Menjelaskan alat/matriks yang akan digunakan sebelum diskusi.
C.     PELAKSANAAN DISKUSI ( durasi: 90 menit )
  1. Penggunaan matriks diskusi mekanisme pengelolaan raskin dilaksanakan dengan menggunakan matriks. Jawaban yang dipilih pada setiap item dilakukan dengan cara menulis pada kertas dan dtempelkan di dinding, kenudian dikelompokkan dengan jawaban yang sama.
  2. Bloking dan distribusi: Fasilitator  pada saat diskusi sedang berjalan berfungsi meminimalisir pendapat dari seseorang yang dominan dengan mnggunakan bahasa halus untuk mengalihkan dominasi dan di distribusikan ke anggata lain.
  3. Refokus: Dalam diskusi kemungkinan timbul pengungkapan masalah-masalah yang melebar, tugas dari fasilitator dalam situasi ini memfokuskan kembali kesepakatn diskusi atau pembahasan masalah  dan bukan pembahasan  masalah yang lain.
  4. Melerai perdebatan: Dalam diskusi dengan kelompok sasaran kemungkinan terjadi perdebatan pendapat, tugas fasilitator adalah memahami perbedaan-perbedaan pendapat yang mungkin timbul dan tidak memihak kepada siapapun  melalui kesepakatan dengan satu suara atau sepakat untuk tidak sepakat, meskipun demikian akan ditujukan  kecenderungan umum.
  5. Reframing

  • Apabila ada usulan baru yang masih berkaitan dengan hal diatas maka perlu untuk diperhatikan dan cermati.

  • Menyusun  kembali rencana
      6. Menegosiasi waktu: Fasilitator mengingatkan waktu yang dipergunakan untuk diskusi dan apabila               waktu yang dipergunakan ternyata telah habis dari waktu yang tertera di undangan sementara pemba             -san   belum selesai para anggota masih ada, maka perlu ditawarkan kembali untuk menambah waktui           diskusi kelompok terfokus.
D.             MENUTUP ( durasi :15 menit )
  1.  Menyimpulkan.
  2. Mengucapkan terima kasih.
Sumber :

  1. Adimihardjo, Kusnaka dan harry Hikmat, 2004, Participatory Reseach Appraisal" Dalam Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat". Humaniora Utama Perss, Bandung
  2. Irwanto, 1998, Focus Group Discusion (FGD), Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

6 komentar:

  1. Kerja dimana Ka?
    makasih buat sharing nya?
    Angkatan berapa? Hehehe

    BalasHapus
  2. slamat pagi...mba bekerja sbg PNS dan masalah ankatan berapa cq email saja ya..thank

    BalasHapus
  3. ade sendiri angkatan berapa?...klo Ade di STKS jurusan apa?...oke brow met beraktivitas

    BalasHapus
  4. Terimakasih Ibu, sangat membantu untuk kami saat Praktikum III. Sehat selalu Ibu, Semangat:)

    BalasHapus
  5. Ibu apakah FGD ini termasuk ke dalam teknologi yang bisa digunakan dalam kegiatan musrenbang?

    BalasHapus