Minggu, 29 September 2013

KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN SOSIAL

Kesejahteraan Sosial
  1. Secara umum (Edi Suharto) kesejahteraan sosial yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.
  2.  Menurut UU No.6 Thn 1974 yaitu suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.
  3. Menurut PBB, kesejahetaran sosial adalah suatu kegiatan yang terorganisasi dalam tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka
  4. Arthur Dunham, mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang usaha manusia, dimana di dalamnya terdapat berbagai macam badan atau usaha sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segia sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan-hubungan sosial.
  5. Pengertian kesejahteraan sosial juga merujuk pada segenap aktivitas pengorganisasian dan pendistribusian pelayanan sosial bagi kelompok masyarakat, terutama kelompok yang kurang beruntung (disadventaged groups).
  6. Kesejahteraan sosial sebagai suatu aktivitas biasanya disebut sebagai Usaha kesejahteraan sosial (UKS), di Indonesia dikenal dengan Pembangunan Kesejahteraan sosial (PKS) yaitu usaha yang terencana dan melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial serta memperkuat institusi2 sosial (suharto,1997)
  7. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya, dan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Dimana dalam penyelanggaraannya dilakukan atas dasar kesetiakawanan, keadilan, kemanfaatan, keterpaduan, kemitraan, keterbukaan, akuntabilitas,partisipasi, profesionalitas dan keberlanjutan.
 Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan:
  1.   meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup;
  2.   memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;
  3. meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial;
  4. meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan;
  5. meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan
  6. meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial meliputi:
  1. Rehabilitasi Sosial;Rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat  melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
  2. Jaminan Sosial; Jaminan sosial dimaksudkan untuk menjamin fakir miskin, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental, eks penderita penyakit kronis yang mengalami masalah ketidakmampuan sosial- ekonomi agar kebutuhan dasarnya terpenuhi. Dan menghargai pejuang, perintis  kemerdekaan, dan keluarga pahlawan atas jasa-jasanya. 
  3. Pemberdayaan Sosial; Pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan  sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Serta meningkatkan peran  serta lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
  4. Perlindungan Sosial;Perlindungan sosial dimaksudkan untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar  minimal.
  5. Bantuan Sosial;Bantuan sosial dimaksudkan agar seseorang, keluarga, kelompok,  dan/atau masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar.
Pembangunan Sosial
Pembangunan sosial didefinisikan sebagai ‘proses perubahan sosial yang terencana didesain untuk mengangkat kesejahteraan penduduk menyeluruh dengan menggabungkannya dengan proses pembangunan ekonomi yang dinamis.
Pembangunan Sosial dan Pembangunan Psikologi
Pembangunan sosial adalah sebuah proses positif pertumbuhan individu yang akhirnya  terkontribusi pada kemaslahatan masyarakat juga. Masyarakat dapat mejnadi lebih baik jika para individu mengalami pembangunan secara personal dan belajar bagaimana untuk berhubungan satu dengan lain dengan cara lebih positif.
Sosiologi, Pembangunan Sosial dan Perubahan Sosial
Beberapa sosiolog dengan konsep perubahan sosia : a) Sosiolog Inggris Herbert Spencer,menolak intervensi pemerintah dalam urusan-urusan sosial bahkan menolak pemberian amal.Ia berpendapat bahwa usaha-usaha manusia untuk mencapuri proses perubahan natural akan mengganggu pembangunan yang bersifat evolusioner pada suatu masyarakat dan menghalangi tajunya masyarakat tersebut kearah peradaban yang lebih tinggi. dan b) Sosiolog Inggris Leonard Hobhouse, dalam bukunya Pembangunan sosial 1942 bahwa aksi manusia yang rasional dapat mengarahkan proses peruabahan sosial kearah yang diinginkan. Ia tidak setuju intervensi pemerintah itu menguntungkan tetapi tidak setuju dengan pendapat Spencer bahwa aksi pemerintah mengganggu proses evolusi sosial.
Pekerjaan Sosial dan Pembangunan Sosial
Banyak definisi yang terlalu luas tentang pembangunan sosial, ada tiga kelompok pekerja yang mendefinisikan pekerjaan sosial :
  1. Kelompok pertama banyak menggambarkan pekerjaan sosial dengan cara yang abstrak dan idealis dengan menawarkan sedikit proposal asksi. Banyak definisi tentang pekrjaan sosial  sehingga tidak begitu berarti. Salima Omer (1979) menggabarkan pekerjaan sosial sebagai proses berusaha ‘mencapai sebuah pembangunan ekonomi sosial yang integral’ dan juga sebagai sesuatu ‘memberikan ekspresi pada harga diri manusia, persamaan dan  keadilan sosial (1975:15). Dia mengemukakan bahwa pembangunan sosial bersifat holistik,  memiliki ruang lingkup internasional, berasal dari berbagai macam disiplin ilmu, intersektoral dan interregional. Dia mencatat bahwa tujuan perkembangan sosial adalah “menciptakan  masarakat humanis yang mengabdikan diri untu mencapai perdamaian di dunia dan kemajuan seluruh manusia” (1979:16). Gary Lloyd (1982) pembangunan sosial hanya terdiri  dari rangkaian nilai, aspirasi yang bersifat mengingatkan tanpa memberikan solusi  yang jelas (1982:44-5).  Definisi perkembangan sosial didasari dari perspektif psikososial yaitu sebuah  proses pertumbuhan individu dan aktualisasi diri. Selanjutnya pembangunan sosial terjadi  pada level individu untuk selanjutnya bila ini berhasil, maka akan menciptakan masyarakat yang harmonis dan bertanggungjawab.
  2. Kelompok kedua dari pekerja sosial ini mendefinisikan pembangunan sosial dalam istilah-istilah praktis dengan menyamakan pembangunan sosial dengan apa yang dikenal di pekerjaan sosial Amerika praktik makro atau praktik tidak langsung. Ini mencakup  organisasi masyarakat, pembangunan kebijakan sosial, perecanaan sosial dan administrasi  pekerjaan sosial. Irving Spergel (1982) menjelaskan bahwa pengembangan sosial hampir tidak berbeda dengan tanggungjawab pekerjaan sosial yang berlangsung lama seperti,  organisasi masyarakat, pergerakan antar tetangga (neighborhood activism), dan  adminiatrasi kesejahteraan sosial sektor publik
  3.  Kelompok ketiga dari pekerja sosial yang berusaha mendefinisikan istilah pembangunan sosial yang dapat diterapkan bergantung pada pendekatan yang telah dikembangkan pada lapangan interdiciplinary dari studi-studi pembangunan. Contohnya apa yang telah di  publikasikan oleh Frank Paiva (1977, 1982), John Jones dan Rama Pandey (1981), Daniel Sanders (1982), Doreen Elliott (1933), James Billups (1994) dan Ronald Meinert, Kohn   dan Strickler, (1984) bahwa banyak hal yang dilakukan untuk memunculkan perspektif    pembangunan sosial dari pekerjaan sosial yang beda dan koheren. Penting bagi pekerja  sosial bergerak lebih jauh dari pendekatan yang mengingatkan (history) dan idealis yang  sudah lama dilakukan dimasa lampau. 

Pekerja sosial telah terlibat pada usaha-usaha pembangunan sebelumnya, usaha-usaha yang diperbaharui sangatlah dibutuhkan agar tercipta pendekatan pekerjaan sosial pada pembangunan sosial yang berbeda dari yang lain. Konribusi pekerja sosial perlu dihargai karena pekerja sosial lebih memperkenalkan dan mempopulerkan pembangunan sosial pada  negara-negara industri dan mereka telah menjadi pendukung yang antusias terhadap pendekatan pembangunan sosial ini. Fokus mereka pada isu-isu praktis telah mendukung  komitmen penting pembangunan sosial pada hal-hal yang bersifat program. Dimasa depan, mereka mungkin mendukung munculnya sebuah pendekatan koheren pada intervensi  profesional dilapangan.

 Pembangunan Sosial dan Studi-Studi Pembangunan.
Istilah pembangunan social banyak dipergunakan pada lapangan interdisipliner pada studi- studi pembangunan, khususnya merujuk pada Negara-negara berkembang pada keadaan layanan social di Negara-negara berkembang. Penggunaan istilah ini mulai dikenal ketika para pegawai adminitrasi Koloni Inggris memiliki keinginan untuk menghubungkan layanan kesejahteraan social lebih dekat kepada usaha-usaha pembangunan ekonomi. Pekerjaan sosial yang bersifat tradisional yang memberikan bantuan kepada kaum miskin, pengemis,pemuda pelanggar hokum, orang cacat dan kelompok orang membutuhkan lainnya. Diperluas dengan dengan program-program lainnya seperti kelompok belajar membaca juga program- program pembangunan pada kesejahteraan social.

Melalui PBB istilah ini menyebar keseluruh dunia pada tahun 1950-an,dan kini istilah   pembangunan social digunakan pada konteks dunia ketiga dengan menggunakan istilah sempit untuk meruju kepada layanan-layanan yang diberikan departemen-departemen pada lembaga pemerintah atau departemen kesejahteraan social Negara-negara berkembang. Pada konteks ini  istilah pembangunan social mencakup baik layanan pekerjaan social tradisional seperti layanan rumah tinggal (resident care), masa percobaan bagi mereka yang  baru saja keluar dari penjara, pekerjaan kasus social juga program-program pembangunan  masyarakat, aktifitas perempuan, layanan bagi remaja, nutrisi dan penitipan anak. Para ahli lain   menggunakan istilah pembangunan social lebih luas untuk mencakup semua jenis layanan. Tambahan bagi layanan pekerjaan social dan kesejahteraan social termasuk dalam istilah  kesehatan, pendidikan, pemukiman dan lapangan lain yang terkait.

Ekonomi Politik dan Pembangunan Sosial
Adalah sebuah pendekatan yang berusaha mengaplikasikan gabungan pemikiran-pemikiran  dari ilmu ekonomi, ilmu politik dan teori-teori social kepada masalah-masalah kemasyarakatan, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Ekonomi politik seringkali dikaitkan dengan disiplin ilmu ekonomi, ia lebih berusaha menyatukan pemikiran disiplin ilmu social disbanding  sebuah bentuk disiplin atau subdisiplin ilmu formal.
  1. Pembangunan sosial memiliki fokus macam-macam disiplin ilmu (interdiciplinary) yang berdasarkan berbagai ilmu sosial yang berbeda. Pembangunan sosial terinspirasi oleh politik  ekonomi masa kini. Pembangunan sosial menyentuh nilai, kepercayaan dan ideologis sehingga pembangunan sosial dapat menciptakan intervesi-intervensi baru yang diperdebatkan dan bisa secara kritis dibahas.
  2. Konsep pembangunan sosial lebih menekankan pada proses pembangunan sosial sebagai sebuah konsep dinamis memiliki ide-ide tentang pertumbuhan dan perubahan yang bersifat eksplisit. Pembangunan adalah satu proses pertumbuhan, perubahan, evolusi dan pergerakan. Pembangunan sosial didefinisikan dengan istilah-istilah konseptual yang memiliki tiga aspek; pertama kondisi sosial awal yang akan dirubah dengan pembangunan, kedua; proses perubahan itu sendiri dan ketiga; keaan akhir ketika tujuan-tujuan pembangunan sosial telah tercapai.
  3. Proses perubahan yang progresif, kondisi sosial diberagai belahan dunia telah hancur sehingga para penggagas ide pembangunan sosial berpendapat bahwa kembali pada ide-ide perbaikan dan peningkatan sosial sangat dibutuhkan.
  4. Proses pembangunan sosial bersiat ke arah intervensi, adanya satu asumsi bahwa peningkatan sosial terjadi tidak secara natural karena bekerja dengan pasar ekonomi tetapi asumsi tersebut lebih mengarah kepada usaha-usaha yang terenana kearah perubahan kesejahteraqan sosial.
  5. Tujuan-tujuan pembangunan sosial didukung dengan beberapa macam strategi. Strategi ini secara langsung maupun tidak langsung untuk menghubungkan intervensi sosial dengan usaha-usaha pembangunan ekonomi.
  6. Pembangunan sosial lebih terkait dengan rakyat secara menyeluruh dan oleh karena itu ruang lingkupnya lebih bersifat inklusif atau universal.
Sumber :
  • Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan rakyat, Kajian Strategis Pembangunan  Kesejahteraan Sosial, Refika Aditama, Bandung.
  • Bahan Bahan Kuliah Kajian Kemiskinan.
            

1 komentar:

  1. hai kak kuliah di STKS yah kak?? saran dong kak saya juga mau kuliah disana saran buat tips ujiannya kak .. terima kasih kak

    BalasHapus