Minggu, 29 September 2013

DUKUNGAN DAN JARINGAN SOSIAL SERTA SISTEM SUMBER

   DUKUNGAN DAN JARINGAN SOSIAL SERTA SISTEM SUMBER

Jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih type relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain. Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul.
Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.
Infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia (Putnam, 1993). Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang kokoh. Orang mengetahui dan bertemu dengan orang lain. Mereka kemudian membangun inter-relasi yang kental, baik bersifat formal maupun informal (Onyx, 1996).  Putnam ( 1995) beragumen bahwa jaringan-jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaaan kerjasama para anggotanya serta manfaat-manfaat dari partisipasinya itu.
Dalam  implementasinya, jaringan kerja dan kemitraan ini perlu adanya salah satu institusi tertentu yang ada dilingkungan warga, yang bisa diharapkan untuk membangun sistem dukungan (support system) bagi masyarakat tersebut. Menurut Soetarso (1992.h.53) sistem dukungan ini disebut target sistem. Target sistem yang dibanagun bisa sesuai dengan situasi yang terjadi pada saat itu. Maka sistem kegiatan dapat berupa;
      1. Sistem baru yang diciptakan oleh pekerja sosial, dengan harapan bahwa  anggota-angoota sistem akan mengadakan interaksi satu sama lain.
      2.  Sistem yang sudah ada, misalnya kelompok remaja yang sudah ada disuatu lingkungan masyarakat tertentu.
      3.  Beberapa orang yang pada suatu waktu tertentu tidak terlibat dalam suatu interkasi tetapi yang kemudian dikoordinasi oleh pekerja sosial dan bersama-sama dengan pekerja sosial berusaha untuk merubah sasaran kepentingan klien.
Connor, Wilson dan Deborah (1995, h. 162) memberikan  catatan dalam melakukan kerja dengan jaringan kerja yang ada adalah dengan melakukan mobilisasi sumber, pemberian pelayanan,  dan penciptaan jaringan kerja baru.
Mobilisasi sumber, didalam pelaksanaan jaringan kerja ini di konseptualisasikan sebagai penempatan berbagai  sumber. Sedang pekerja sosial bertindak sebagai fasilitator. Dalam hal ini diperlukan seorang pekerja lokal atau yang memiliki sifat mampu memberi perawatan pada berbagai  pelaku jaringan kerja, mampu  mengidentifikasi peta secara berjenjang tentang berbagai pihak yang  bisa diajak kerjasama.
Pada pelaksanaannya melakukan mobilisasi sumber ini tidak terlepas dari peran pemerintah dengan melakukan  pengalihan sumber bagi warga masyarakat yang saat ini dikenal dengan bantuan stimulan. Jaringan kerja dalam pemberian pelayanan, dalam pelaksanaannya para pelaku kerjasama ini yang tergabung dalam agen-agen tertentu melakukan penilaian pada bagian mana yang bisa dilakukan kerjasama. Bidang-bidang itulah yan terus mereka lakukan dukungannya. Dengan memberikan dukungan seperti itu, lembaga/agen tersebut merasa teraktualisasikan keberadaanya diantara mereka.
Jaringan kerja adalah  kemitraan, koordinasi, kolaborasi atau tata hubungan kerja sama yang berciri kemitraan dari berbagai unsur yang di dalamnya terjadi pertukaran atau transpformasi sumber yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak yang terlibat. Jaringan kerja sangat diperlukan dalam penanggulanngan suatu permasalahan sosial. Hal ini dikarenakan masalah sosial semakin luas dan kompleks. Dengan membentuk jaringan, maka akan meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan. Disisi lain, setiap individu, kelompok maupun masyarakat memiliki keterbatasan sumber daya sehingga memerlukan jaringan kerja.
Penciptaan jaringan kerja baru, bisa dilakukan dengan dua cara. Memperluas jaringan kerja dan penyediaan layanan (service providers). Memperluas jaringan kerja dilakukan dengan menghimpun kekuatan individu menjadi isu publik. Conner (1995) menggambarkan dengan istilah 0-1-3. Pada saat kita berada di dalam komunitas tanpa memiliki relasi sosial. Kemudian kita bertemu dengan seseorang yang memiliki perhatian yang sama sehingga memiliki relasi sosial dengan orang ketiga maka telah memiliki relasi sosial dengan orang tersebut dan telah menjadi 2 orang. Kemudian orang lainnya memiliki relasi dengan orang ketiga maka telah memiliki relasi sosial dengan 3 orang yang persepsinya sama. Melalui penyediaan layanan, perlu diperhatikan agar satu le,naga tidak menimbulkan ketergantungan kepada lembaga lain dan adanya kontrol diantara mereka. Atas dasar dua hal tadi diharapkan semakin banyak lembaga yang bermitra.
Sheafor dan Horejsi (2003, h.369) mengemukakan kemapanan kemitraan diantara lembaga formal di lingkungan masyarakat, gambaran tersebut bisa dilihat dalam rumusan sederhana dari terjalinnya kompetisi sampai pada kemitraan/kolaborasi.
Competition↔ cooperation↔ coordination↔ collaboration
Kolaborasi/kemitraan pada pelaksanaannya lebih pada durasi waktu yang memberi pengaruh pada pelaksanaannya relasi sosial. Kolaborasi ini yang tadinya merupakan perkumpulan orang yang terpisah satu sama lain membangun kebersamaan dalam struktur baru dengan komitmen yang didasarkan pada misi komprehensip dengan mendefinisikan saluran komunikasi secara baik yang bisa digunakan bagi semua pelaku kemitraan.
Dengan terjalinnya sistem kemitraan yang ada di lingkungan masyarakat itu tidak akan terlepas dari terjadinya kompetisi, kerjasama dan koordinasi. Tinggal bagaimana memerankan ketiga komponen tersebut sehingga bembentuk suatu kemitraan. Berlangsungnya pelaksanaan  kemitraan ini akan berjalan di lembaga yan dibangun warga. Sehingga jalinan kemitraan ini dapat mengakses jaringan kerja bersama kelompok, masyarakat, pemerintah, dunia usaha,donatur dan LSM.
                       a.  Bersama warga masyaraka: Diantara warga masyarakat bisa terbentuk suatu                                           kesepakatan untuk selalu mengadakan pertemuan. Dari hasil kesepakatan pertemuan                                     antara warga, bisa dilaksanakan seminggu sekali setiap selasa malam misalnya alatnya                                   bisa  melalui pertemuan anggota arisan, pengajian atau perguliran kredit skala kecil (micro                             credit). Pelaksanaan pertemuan tersebut tidak perlu menyebarkan undangan resmi tapai                                 bagi siapa saja yang termasuk ke dalam kelompok yang ada di lngkungan RW bisa hadir                               untuk membicarakan berbagai permasalahan atau kebutuhan warga masyarakat                                            disekitarnya.

                           Pelaksanaan pertemuan, sebaiknya dilakukan  sesuai dengan waktu warga, biasanya sore                              atau malam hari. Didalam pertemuan tersebut bisa dihadiri oleh para pengrus RW, apabila                            kegiatan pertemuan itu malam hari,  karena aktivitas di sekretariat pos RW selalu                                          dilaksanakan malam hari. Pengurus RT, Tokoh Masyarakat dari berbagai kelompoknya,                               anggta LPM, para pemuda dari berbagai kelompoknya. Pelaksanaan pertemuan diawali                               dengan pembicaraan yang tidak terfokus tapi akhirnya akan mendapatkan kesepakatan                                 untuk merencanakan kegiatan tertentu.
                     b.  Bersama Pemerintah
                          Dalam pelaksanaan pemberdayaan Masyarakat Miskin perkotaan, khususnya pada tingkat                           RW, pemerintah setempat akan sangat mendukung mulai dari tingkat RT, RW dan                                         Kelurahan. Dukungan yang diberikan berupa dukungan moril supaya tujuan dari                                           pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan bisa terus dilaksanakan dan pihak pemerintah                           selalu mendukung apabila mendapatkan kesulitan serta tetap mengadakan koordinasi                                    dengan pihak pemerintah baik tingkat bawah yang langsung berkaitan dengan warga                                      masyarakat maupun di tingkat atas yang berkaitan dengan kebijakan. Selain dukungan moril                          juga dimungkinkan adanya dukungan berupa fisik diantaranya memberikan surat ijin untuk                              pelaksanaan kegiatan dan bisa sampai memberikan fasilitas kantor yaitu salah satu ruangan                            kantor RW untuk dijadikan sekeretatiat  dan tempat pertemuan warga.
                    c.  Dunia Usaha: Jaringan sosial kaitannya dengan dunia usaha adalah salah satu upaya untuk                            menjalin kerja sama dalam memperoleh dukungan  baik dukungan  sosial maupun ekonomi
                    d.  Bersama Donatur: Pengggalangan dana  untuk pelaksanaan berbagai kegiatan terutama                              untuk peningkatan ekonomi masyarakat dapat juga dilakukan dengan membuat proposal                              bantuan yang ditujukan kepada pemerintah, pihak swasta dan masyakat.
                    e. Bersama LSM.
                        Lembaga Sosial Masayarakat  mempunyai peranan yang sangat penting khususnya dalam hal                         membantu masyarakat yang mengalami permasalahan sosial. Dalam hal ini baik swasta,                                 pemerintah dan LSM dapat saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan                                secara bersama-sama.

Langkah-langkah mengembangkan jaringan

  1. Mengidentifikasi kebutuhan yang membutuhkan kerja sama atau dukungan pihak lain
  2. Mengidentifikasi dan memetakan pihak-pihak yang dianggap  memiliki sumber dan diperhitungkan dapat memberikan dukungan terhadap program.
  3. Melakukan kontak pendahuluan dan kontak-kontak lanjutan dengan pihak-pihak yang sudah dipetakan
  4. Memebuat kerja sama (MoU)
Meningkatkan Kualitas Jaringan
  1. Komunikasià baru saling mengenal : bertukar informasi baik secara verbal maupun tulisan atau bentuk-bentuk kemunikasi lainnya, untuk menyebarkan informasi atau gagasan-gagasan di antara pihak-pihak.
  2. Kooperasi à Ada tujuan yang sama. Beberapa lembaga / organisasi yang terpisah merencanakan dan melaksanakan program-proram yang independen, tetapi semua pekerjaan ditujukan untuk tujuan yang sama, tidak bersifat konflik. Organisasi memebrikan saran satu sama lain dan mencoba menghindari duplikasi pelayanan yang tidak perlu.
  3. Koordinasi à Beberapa organisasi bekerja sama membuat rencana program dan memastikan bahwa mereka berinteraksi dengan baik dan menghindarkan konflik.
  4.  Kolaborasi à Beberapa organisasi bekerja sama untuk memberikan program atau pelayanan tunggal. Setiap organisasi memelihara identitas masing-masing, tetapi sumber disebarkan bersama-sama.
  5. Konfederasi à Beberapa organisasi bergabung memberikan program-program atau pelayanan-pelayanan. Tidak satu orgnanisasipun yang berpartisipasi mempertahankan identitas yang terpisah atau sumber-sumber yang terpisah
Sumber : Bahan mata kuliah modal sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar