DUKUNGAN DAN JARINGAN SOSIAL SERTA SISTEM SUMBER
Jaringan sosial adalah
suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah
individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih type relasi
spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain. Analisis jaringan
sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan.
Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah
hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul.
Penelitian
dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial
beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan
memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan
organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai
tujuannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial adalah peta
semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula
digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering
digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik
dan ikatan sebagai garis penghubungnya.
Infrastruktur
dinamis dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia
(Putnam, 1993). Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan
interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama.
Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang kokoh.
Orang mengetahui dan bertemu dengan orang lain. Mereka kemudian membangun
inter-relasi yang kental, baik bersifat formal maupun informal (Onyx,
1996). Putnam ( 1995) beragumen bahwa
jaringan-jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaaan kerjasama para
anggotanya serta manfaat-manfaat dari partisipasinya itu.
Dalam implementasinya, jaringan kerja dan kemitraan ini perlu adanya
salah satu institusi tertentu yang ada dilingkungan warga, yang bisa diharapkan
untuk membangun sistem dukungan (support
system) bagi masyarakat tersebut. Menurut Soetarso (1992.h.53) sistem
dukungan ini disebut target sistem. Target sistem yang dibanagun bisa sesuai
dengan situasi yang terjadi pada saat itu. Maka sistem kegiatan dapat berupa;
- Sistem baru yang diciptakan oleh pekerja sosial, dengan harapan bahwa anggota-angoota sistem akan mengadakan interaksi satu sama lain.
- Sistem yang sudah ada, misalnya kelompok remaja yang sudah ada disuatu lingkungan masyarakat tertentu.
- Beberapa orang yang pada suatu waktu tertentu tidak terlibat dalam suatu interkasi tetapi yang kemudian dikoordinasi oleh pekerja sosial dan bersama-sama dengan pekerja sosial berusaha untuk merubah sasaran kepentingan klien.
Connor,
Wilson dan Deborah (1995, h. 162) memberikan
catatan dalam melakukan kerja dengan jaringan kerja yang ada adalah
dengan melakukan mobilisasi sumber, pemberian pelayanan, dan penciptaan jaringan kerja baru.
Mobilisasi
sumber, didalam pelaksanaan jaringan kerja ini di konseptualisasikan sebagai
penempatan berbagai sumber. Sedang
pekerja sosial bertindak sebagai fasilitator. Dalam hal ini diperlukan seorang
pekerja lokal atau yang memiliki sifat mampu memberi perawatan pada
berbagai pelaku jaringan kerja, mampu mengidentifikasi peta secara berjenjang
tentang berbagai pihak yang bisa diajak
kerjasama.
Pada
pelaksanaannya melakukan mobilisasi sumber ini tidak terlepas dari peran
pemerintah dengan melakukan pengalihan
sumber bagi warga masyarakat yang saat ini dikenal dengan bantuan stimulan.
Jaringan kerja dalam pemberian pelayanan, dalam pelaksanaannya para pelaku
kerjasama ini yang tergabung dalam agen-agen tertentu melakukan penilaian pada
bagian mana yang bisa dilakukan kerjasama. Bidang-bidang itulah yan terus
mereka lakukan dukungannya. Dengan memberikan dukungan seperti itu, lembaga/agen tersebut merasa
teraktualisasikan keberadaanya diantara mereka.
Jaringan
kerja adalah kemitraan, koordinasi, kolaborasi atau tata hubungan kerja
sama yang berciri kemitraan dari berbagai unsur yang di dalamnya terjadi
pertukaran atau transpformasi sumber yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak
yang terlibat. Jaringan kerja
sangat diperlukan dalam penanggulanngan suatu permasalahan sosial. Hal ini
dikarenakan masalah sosial semakin luas dan kompleks. Dengan membentuk
jaringan, maka akan meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan. Disisi
lain, setiap individu, kelompok maupun masyarakat memiliki keterbatasan sumber
daya sehingga memerlukan jaringan kerja.
Penciptaan
jaringan kerja baru, bisa dilakukan dengan dua cara. Memperluas jaringan kerja
dan penyediaan layanan (service
providers). Memperluas jaringan kerja dilakukan dengan menghimpun kekuatan
individu menjadi isu publik. Conner (1995) menggambarkan dengan istilah 0-1-3.
Pada saat kita berada di dalam komunitas tanpa memiliki relasi sosial. Kemudian
kita bertemu dengan seseorang yang memiliki perhatian yang sama sehingga
memiliki relasi sosial dengan orang ketiga maka telah memiliki relasi sosial
dengan orang tersebut dan telah menjadi 2 orang. Kemudian orang lainnya
memiliki relasi dengan orang ketiga maka telah memiliki relasi sosial dengan 3
orang yang persepsinya sama. Melalui penyediaan layanan, perlu diperhatikan
agar satu le,naga tidak menimbulkan ketergantungan kepada lembaga lain dan
adanya kontrol diantara mereka. Atas dasar dua hal tadi diharapkan semakin
banyak lembaga yang bermitra.
Sheafor
dan Horejsi (2003, h.369) mengemukakan kemapanan kemitraan diantara lembaga
formal di lingkungan masyarakat, gambaran tersebut bisa dilihat dalam rumusan
sederhana dari terjalinnya kompetisi sampai pada kemitraan/kolaborasi.
Competition↔
cooperation↔ coordination↔ collaboration
Kolaborasi/kemitraan
pada pelaksanaannya lebih pada durasi waktu yang memberi pengaruh pada
pelaksanaannya relasi sosial. Kolaborasi ini yang tadinya merupakan perkumpulan
orang yang terpisah satu sama lain membangun kebersamaan dalam struktur baru
dengan komitmen yang didasarkan pada misi komprehensip dengan mendefinisikan
saluran komunikasi secara baik yang bisa digunakan bagi semua pelaku kemitraan.
Dengan
terjalinnya sistem kemitraan yang ada di lingkungan masyarakat itu tidak akan
terlepas dari terjadinya kompetisi, kerjasama dan koordinasi. Tinggal bagaimana
memerankan ketiga komponen tersebut sehingga bembentuk suatu kemitraan.
Berlangsungnya pelaksanaan kemitraan ini
akan berjalan di lembaga yan dibangun warga. Sehingga jalinan kemitraan ini
dapat mengakses jaringan kerja bersama kelompok, masyarakat, pemerintah, dunia
usaha,donatur dan LSM.
a. Bersama warga
masyaraka: Diantara
warga masyarakat bisa terbentuk suatu kesepakatan untuk selalu mengadakan
pertemuan. Dari hasil kesepakatan pertemuan antara warga, bisa dilaksanakan
seminggu sekali setiap selasa malam misalnya alatnya bisa melalui pertemuan anggota arisan, pengajian
atau perguliran kredit skala kecil (micro credit). Pelaksanaan pertemuan
tersebut tidak perlu menyebarkan undangan resmi tapai bagi siapa saja yang
termasuk ke dalam kelompok yang ada di lngkungan RW bisa hadir untuk
membicarakan berbagai permasalahan atau kebutuhan warga masyarakat disekitarnya.
Pelaksanaan
pertemuan, sebaiknya dilakukan sesuai
dengan waktu warga, biasanya sore atau malam hari. Didalam pertemuan tersebut
bisa dihadiri oleh para pengrus RW, apabila kegiatan pertemuan itu malam hari, karena aktivitas di sekretariat pos RW
selalu dilaksanakan malam hari. Pengurus
RT, Tokoh Masyarakat dari berbagai kelompoknya, anggta LPM, para pemuda dari
berbagai kelompoknya. Pelaksanaan pertemuan diawali dengan pembicaraan yang
tidak terfokus tapi akhirnya akan mendapatkan kesepakatan untuk merencanakan
kegiatan tertentu.
b. Bersama Pemerintah
Dalam
pelaksanaan pemberdayaan Masyarakat Miskin perkotaan, khususnya pada tingkat RW, pemerintah setempat akan sangat mendukung mulai dari tingkat RT, RW dan Kelurahan. Dukungan yang diberikan berupa dukungan moril supaya tujuan dari pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan bisa terus dilaksanakan dan pihak
pemerintah selalu mendukung apabila mendapatkan kesulitan serta tetap
mengadakan koordinasi dengan pihak pemerintah baik tingkat bawah yang langsung
berkaitan dengan warga masyarakat maupun di tingkat atas yang berkaitan dengan
kebijakan. Selain dukungan moril juga dimungkinkan adanya dukungan berupa fisik
diantaranya memberikan surat ijin untuk pelaksanaan kegiatan dan bisa sampai
memberikan fasilitas kantor yaitu salah satu ruangan kantor RW untuk dijadikan
sekeretatiat dan tempat pertemuan warga.
c. Dunia Usaha: Jaringan
sosial kaitannya dengan dunia usaha adalah salah satu upaya untuk menjalin
kerja sama dalam memperoleh dukungan
baik dukungan sosial maupun
ekonomi
d. Bersama Donatur: Pengggalangan dana untuk pelaksanaan berbagai kegiatan terutama untuk peningkatan ekonomi masyarakat dapat juga dilakukan dengan membuat
proposal bantuan yang ditujukan kepada pemerintah, pihak swasta dan masyakat.
e. Bersama LSM.
Lembaga Sosial Masayarakat mempunyai peranan yang sangat penting
khususnya dalam hal membantu masyarakat yang mengalami permasalahan sosial.
Dalam hal ini baik swasta, pemerintah dan LSM dapat saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan secara bersama-sama.
Langkah-langkah mengembangkan jaringan
- Mengidentifikasi kebutuhan yang membutuhkan kerja sama atau dukungan pihak lain
- Mengidentifikasi dan memetakan pihak-pihak yang dianggap memiliki sumber dan diperhitungkan dapat memberikan dukungan terhadap program.
- Melakukan kontak pendahuluan dan kontak-kontak lanjutan dengan pihak-pihak yang sudah dipetakan
- Memebuat kerja sama (MoU)
Meningkatkan Kualitas Jaringan
- Komunikasià baru saling mengenal : bertukar informasi baik secara verbal maupun tulisan atau bentuk-bentuk kemunikasi lainnya, untuk menyebarkan informasi atau gagasan-gagasan di antara pihak-pihak.
- Kooperasi à Ada tujuan yang sama. Beberapa lembaga / organisasi yang terpisah merencanakan dan melaksanakan program-proram yang independen, tetapi semua pekerjaan ditujukan untuk tujuan yang sama, tidak bersifat konflik. Organisasi memebrikan saran satu sama lain dan mencoba menghindari duplikasi pelayanan yang tidak perlu.
- Koordinasi à Beberapa organisasi bekerja sama membuat rencana program dan memastikan bahwa mereka berinteraksi dengan baik dan menghindarkan konflik.
- Kolaborasi à Beberapa organisasi bekerja sama untuk memberikan program atau pelayanan tunggal. Setiap organisasi memelihara identitas masing-masing, tetapi sumber disebarkan bersama-sama.
- Konfederasi à Beberapa organisasi bergabung memberikan program-program atau pelayanan-pelayanan. Tidak satu orgnanisasipun yang berpartisipasi mempertahankan identitas yang terpisah atau sumber-sumber yang terpisah
Sumber : Bahan mata kuliah modal sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar