Rabu, 29 Juli 2015

FOKUS INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL


Para ahli (Max Siporin, Charles Zastrow, Rex A. Skidmore dan Milton G. Thackery) menyatakan bahwa pekerjaan sosial merupakan suatu profesi pertolongan, yang ditujukan untuk membantu orang (baik individu maupun kolektif) meningkatkan keberfungsian sosialnya (social fungtioning). Jadi keberfungsian sosial merupakan fokus dari pekerjaan sosial.
Social fungtioning dipandang dari berbagai segi yaitu :
1. Kemampuan melaksanakan peran sosial
Social fungtioning dapat dipandang sebagai penampilan/pelaksanaan peran yang diharapkan sebagai anggota suatu kolektivitas. Pandangan tersebut memiliki beberapa aspek yaitu :
a. Status sosial
Seseorang hidup ditengah – tengah kolektivitas (keluarga, kelompok, komunitiy dan masyarakat) pasti mempunyai status sosial. Status sosial yang bersifat jamak yaitu seseorang memiliki lebih dari satu status sosial seperti sebagai orang tua, suami, anak, dan sebagainya.
b. Interaksional
Setiap status sosial yang dimiliki seseorang selalui mempunyai pasangan (berinteraksi dengan pasangannya).misal :
Orang tua anak
Suami istri
Kepala bawahan
c. Tuntutan atau harapan
Setiap status sosial yang dimiliki seseorang pada dasarnya menuntut tingkah laku yang harus dilaksanakan. Tuntutan tingkah laku sesuai dengan norma atau nilai dimana orang tersebut berada (expectation role). Misalnya status sosial sebagai orang tua, maka dituntut untuk :
• Dapat mendidik anak – anaknya
• Dapat memberikan contoh
• Melakukan sosialisasi, dsb.
d. Tingkah laku
Tingkah laku manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang ada didalam diri/internal maupun dari luar/eksternal. Kesemua faktor tersebut saling berelasi, berinteraksi dan berinterdependensi sehingga membentuk tingkah laku yang kompleks. Jadi tingkah laku pada prinsipnya mempunyai sebab dan akan menimbulkan suatu akibat.
e. Situasional
Pelaksanaan peran/tingkah laku seseorang sesuai dengan statusnya, selalu berada dalam kontek situasi, artinya orang bertingkah laku selalu dalam konteks situasi sosial. Situasi sosial merupakan kesatuan dasar yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial.
Orang dalam memandang situasi sosial dapat bersifat :
1) Konseptual – deskriptif yaitu penggambaran tentang :
• Apa dan bagaimana kenyataan – kenyataan dihadapi
• Tugas dan kegiatan apa saja yang mungkin dapat dilaksanakan
• Peran apa saja yang dapat dilakukan
2) Operational - perspektif, yaitu gambaran tentang :
• Pedoman yang perlu diikuti
• Kemungkinan dimasa mendatang
• Tindakan – tindakan yang perlu dilakukan dimmasa mendatang
Oleh sebab itu, orang dalam merasakan dan memandang situasi juga beraneka macam, antara lain:
1) Memandang situasi sosial sebagai situasi yang dapat dipercaya. Namun sebaliknya, ada orang yang memandang situasi yang tidak dapat dipercaya.
2) Memandang situasi sosial sebagai situasi yang memberikan dukungan. Namun sebaliknya ada orang yang memandang sebagai keadaan yang menekan atau menuntut.
3) Memandang situasi sosial sebagai situasi yang menumbuhkan dan mengambangkan identitas pribadi. Namun sebaliknya ada orang yang memandang sebagai situasi yang sebagai situasi yang membahayakan.


Max Siporin menyatakan ada sembilan ciri situasi sosial yang dikatakan sebagai situasi yang fungsional, yaitu :
a) Situasi sosial yang secara struktural memadai, karena :
• Menyediakan materi dan tenaga yang cukup
• Kondisi ekologis yang memadai
• Relasi yang baik dan wajar
b) Situasi yang secara kultural memadai, karena :
• Mempunyai nilai, norma dan sanksi
• Mempunyai tertib moral
• Mempunyai identitas yang efektif
c) Proses – proes yang ada didalam situasi sosial dapat berjalan secara efisien dan terarah kepada pencapaian tujuan.
d) Situasi sosial secara menyeluruh dapar terlihat dengan jelas, konsisten, dan rellatif stabil, walaupun situasi sosial tersebut memberikan kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian dan perubahan.
e) Situasi tersebut menyediakan kesempatan, sumber dan pelayanan yang dibutuhkan.
f) Situasi sosail tersebut memberikan dorongan atau tuntutan, memberikan sanksi dan imbalan yang wajar.
g) Situasi sosial tersebut menyediakan imbalan atau meningkatkan identitas, harga diri dan kesadaran kompetensi individu maupun kelompok sebagai kesatuan.
h) Situasi tersebut mendorong kesadaran akan adanya kenyataan – kenyataan kehidupan yang menuntut, yang perlu dihadapi dengan ketrampilan – ketrampilan yang dimiliki.
i) Situasi sosial tersebut memberikan kemungkinan kepada anggotanya untuk berhubungan dengan orang lain.


2. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
Untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan dasar manusia, sebenarnya ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Kebutuhan manusia pada prinsipnya bebersifat jamak, artinya kebutuhan manusia adalah lebih dari satu.
b. Ada bebrapa kebutuhan manusia yang sebenarnya mepukan karakteristik dari konteks kebudayaan yang dimilikinya.
c. Sistem kebuuhan setiap individu sangat tergantung dari perkembangannya. Kebutuhan bayi, remaja dan dewasa akan berbeda – beda.




DAFTAR PUSTAKA

BUKU :
Heru Sukoco,Dwi.1992.Profesi Pekerjaan sosisal.Bandung:Koperasi mahasiswa STKS Bandung.
      Materi kuliah Metode – Metode Pekerjaan Sosial I dan II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar