Senin, 03 Agustus 2015

A S E S M E N ( HASIL PRATIKUM SP-1 KEMISKINAN PERKOTAAN RW 03 DI KELURAHAN BABAKAN CIAMIS BANDUNG )


PRATIKUM  

DI KELURAHAN BABAKAN CIAMIS 

KECAMATAN SUMUR BANDUNG SELATAN

JAWA BARAT



DOSEN PEMBIMBING
Dra.Meliani Dewi.M.Si
Dra.Yuti Sri Ismudiyati.M.Si




M A H A N E N I
NRP.09.01.003







SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN BANDUNG
PROGRAM  PASCA SARJANA SP-1
SPESIALIS  PEKERJAAN SOSIAL
JURUSAN KOMUNITAS

A S E S M E N   AWAL


Asesmen merupakan penilaian awal atau penafsiran awal terhadap situasi dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Tujuan dari asesmnet adalah membantu dan mendefinisikan masalah dan menunjukkan sumber-sumber yang berhubungan dengan keselurahan permasalahan dan sumber yang dimaksud adalah sumber yang dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah.

     A.    PERSIAPAN
Pengajian tentang kemiskinan perkotaan di Kelurahan Babakan Ciamis dapat dilihat dari aspek ekonomi, sosial dan budaya serta dapat dijelaskan sebagai berikut:
I. Kemiskinan di Perkotaan: Pada pratikum ini pratikan  memilih dan mengaji tentang berbagai aspek kemiskinan antara lain dari segi pendapatan, jenis pekerjaan, kehidupan sehari-hari,interaksi diantara mereka, budaya, sistem-sistem sumber yanga ada, potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat, program-program pemerintah dan upaya-upaya masyarakat untuk melepaskan diri dari rantai kemiskinan.
a.  Aspek Ekonomi: Kondisi kehidupan masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis dapat dilihat dari aspek ekonomi dan dalam hal ini pratikan akan mengkaji tentang kehidupan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya, pekerjaan, jenis pekerjaan, penghasilan atau pendapatan.
b.  Aspek Sosial: Kondisi masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis dapat dilihat dari aspek sosial seperti misalnya dalam hal interaksi dengan masyarakat, aktivitas-aktivitas keluarga dan masyarakatnya, keterlibatan masyarakat dan media untuk berinteraksi misalnya kerja bakti, paguyuban, pengajian, pertemuan rutin bulanan, pembangunan jalan rapat, pembangunan gorong-gorong, pembangunan saluran air dan pembangunan balai rukun warga.
c.  Aspek Budaya: Kondisi masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis dapat dilihat dari aspek budaya seperti  misalnya dari segi perumahan, sandang, alat-alat transportasi, kekerabatan, organisasi politik, system hokum, system perkawinan. bahasa, kesenian, system pengetahuan dan religi.
d.  Aspek Permasalahan Sosial: Kondisi masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis dapat pula dilihat dari aspek permasalahan social yang ada di sekitar masyarakat seperti konflik-konflik yang mungkin timbul, penyelesaian konflik, diskriminasi terhadap kaum minoritas, gender, demokrasi atau tata cara dalam mengungkapkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan, strata sosial, distribusi system sumber dan kemungkinan ada penguasaan system sumber.
.  Pendekatan/Metode/Teknik
Untuk melakukan pengkajian kehidupan masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis dilakukan dengan dengan beberapa cara antara lain:
a.  Pendekatan: Pengkajian tentang kemiskinan perkotaan di Kelurahan Babakan Ciamis dilakukan dengan pendekatan pekerjaan sosial dalam hal ini pendekatan yang dilakukan lebih mengedepankan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. 
b.  Metode: Metode yang digunakan dalam kegiatan Praktikum  adalah Community: Organization/Community Development (CO/CD) atau lebih dikenal dengan pengembangan masyarakat. Community Organization/Community Development adalah suatu metode yang mempelajari tentang masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan sumber serta potensi yang ada di masyarakat. karena metode ini merupakan salah satu methode pekerjaan sosial yang tujuan utama untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui  pemanfaatan, pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada masyarakat serta penekan pada prinsip partisipasi. 

c.  Statergi dan Taktik: Strategi merupakan serangkaian aktivitas/kegiatan jangka panjang yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu: Sedangkan yang dimaksud dengan taktik adalah suatu rangkaian terencana mengenai suatu aktivitas jangka pendek, terarah pada tujuan, terencana, respon yang diharapkan dari masyarakat dapat diukur dan terkait dengan sistem lain. Taktik dapat juga didefinisikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk memperoleh kemajuan suatu pengakhiran. Dalam hal ini pratikan melakukan beberapa taktik yakni collaboration, campaign dan contest. Collaboration berarti kerjasama yang erat dengan masyarakat dan dengan sistem kegiatan sudah terjadi kesepakatan dan adanya dukungan sistem sumber. Campaign merupakan suatu upaya untuk memperngaruhi warga masyarakat rukun warga 03 untuk menyadari bahwa perubahan memang benar-benar dibutuhkan dan dengan demikian ssistem sumber yang ada dapat dialokasikan. Dan dalam hal ini pratikan melakukan persuasi yakni memperngaruhi warga masyarakat untuk menerima dan mendukung suatu programyang akan dilakukan di wilayah rukun warga 03.


d.Teknik: Teknik adalah  cara atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan dalam hal ini yang dilakukan  sebagai berikut:




1. Studi Dokumentasi: Pengajian kemiskinan perkotaan di kelurahan Babakan Ciamis dilakukan dengan studi dokumentasi yang diperoleh dari data sekunder yang ada di kantor kelurahan. Dalam kegiatan ini praktikan mengumpulkan dan mempelajari data dari dokumen resmi yang tersedia di kelurahan. Data dari dokumen tersebut digunakan untuk mendukung analisis masalah dan kebutuhan. 

2. Tranceswalk: Kemudian proses pengumpulan data dilanjutkan dengan melakukan transecwalk. Pada transecwalk ini pratikan didampingi pedamping lapangan yakni bapak Aceng. Transecwalk bertujuan untuk mengamati lingkungan wilayah antara lain kondisi rumah penduduk. potensi-potensi yang ada wilayah setempat, sistem sumber, sarana transportasi, pelaynanan sosial, infrastruktur,  dan batas-batas wilayah.

3. Observasi: Berdasrkan hasil pengkajian transecwalk maka langkah selanjutnya pratikan melakukan observasi dengan tujuan bahwa pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan pengamatan yang dilakukan bukan hanya kepada warga masyarakat tetapi juga pada obyek-obyek lain seperti aktivitas-kativitas sehari-hari, perilaku warga masyarakat, perumahan, interaksi masyarakat, infrastruktur yang dimiliki warga masyarakat, mata pencaharian, jenis pekerjaan, potensi-potensi yang dimiliki warga masyarakat, permasalahan-permasalahan yang ada, upaya penyelesaian masalah dan sistem-siestem sumber yang tersedia di warga masyarakat yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah dan untuk mengetahui batas-batas wilayah warga masyarakat.


4. Wawancara.: Berdasarkan dari hasil pengkajian observasi maka data yang diperolah tidak lengkap jika tidak dilakukan wawancara secara mendalam dan dalam hal ini dilakukan wawancara terhadap aprat kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, warga masyarakat, pengusaha makanan kecil, para pedagang makanan, para pendatang dan pengurus PKK

5.  MPA: Untuk kelengkapan pengumpulan data maka dilakukan MAP dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan, potensi-potensi yang dimiliki oleh warha masyarakat dan kekuatan-kekuatan dan sistem sumber yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah maka dilakukan MPA.  MPA adalah suatu cara untuk melakukan assesmen terhadap permasalahan–permasalahan dengan melibatkan masyarakat. Proses pelaksanaannya melalui beberapa tahapan yaitu menemukenali masalah, menemukenali potensi, menganalisis masalah dan mencari solusi pemecahan masalah. Masyarakat yang menentukan, merencanakan dan memutuskan permasalahan yang dialami dan dirasakan, karena itu keikutsertaan masyarakat dalam semua kegiatan menjadi tolok ukur yang penting masyarakat. Dalam MPA ini akan teridentifikasi beberapa masalah kemudian ditentukan satu permasalahan yang paling penting dan mendesak yang memerlukan penanganan dan tindak lanjut atau disebut juga dengan prioritas masalah.   


III.Kelompok Sasaran/PTG/Informan: Kelompok sasaran adalah masyarakat yang berada di kawasan Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung Propinsi Jawa Barat.  Sumber Informan adalah dari warga masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis yakni dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh remaja. aparat Kelurahan, Pengurus PKK, Tokoh LPM, tokoh Musrembang  para pendatang atau para urban dan warga miskin yang berada di Kelurahan Babakan Ciamis 
IV. Waktu
  • Study Dokumentasi dilakukan pada:1)   Tanggal 20 oktober 2010 hari rabu di kantor Kelurahan Babakan Ciamis, 2)  Tanggal 21 oktober 2010 hari kamis di kantor Kelurahan Babakan Ciamis. 3)   Tanggal 22 oktober 2010 hari Jum’at di Kelurahan Babakan Ciamis, 4) Tanggal 22 oktober 2010 hari jumat di Kelurahan Babakan Ciamis, 5)  Tanggal 23 oktober 2010 hari sabtu di Ketua RW 07 dan Ketua RW 04 dikediaman masing-masing., 6)  Tanggal 24 Otober hari minggu bertemu dengan Ketua RW 08 dan RW 01 di kediaman masing-masing., 7)  Tanggal 25 oktober hari senin bertemu dengan Ketua RW 02, RW 03 dan RW 07 di kediaman masing-masing, 8)  Tanggal 26 oktober 2010 hari selasa berkunjung ke kader-kader PKK dan tokoh remaja masjid Al Hira di kediaman masing dan 9)   Tanggal 27 oktober 2010 hari rabu berkunjung ke Ketua PNPM, Ketua LPM dan Tokoh Agama di kediaman masing-masing
  • Transecwalk dilakukan pada:: 1) Tanggal 02 Nopember 2010 hari Selasa di wilayah Rw 07, RW 08 dan RW 01., 2) Tanggal 3 Nopember 2010 hari Rabu di wilayah  RW 02, RW.03 dan RW 04. dan 3)  Tanggal 4 Nopember 2010 hari Kamis di wilayah RW 05 dan RW 06
  • Observasi dilakukan pada: 1) Tanggal 8 Nopember 2010 hari Senin di wilayah RW01, 2) Tanggal 9 Nopember 2010 hari Selasa di wilayah RW0 dan 3)  Tanggal  10 Nopember 2010 hari rabu di wilayah RW03, 4) Tanggal 11 Nopember 2010 hari Kamis di wilayah RW0, 5)             Tanggal 12 Nopember 2010 hari Jum’at di wilayah RW05, 6)  Tanggal 13 Nopember 2010 hari sabtu di wilayah RW06, 7)   Tanggal 14 Nopember 2010 hari minggu di wilayah RW07 dan 8)     Tanggal 15 Nopember 2010 hari Senin di wilayah RW08
  • Wawancara dilakukan pada:
  • 1) Tanggal 22 Nopember 2010 hari senin di wilayah RW 01 dan RW 02
  • 2) Tanggal 23 Nopember hari selasa di wilayah RW 03 dan Rw 04
  • 3) Tanggal 24 Nopember 2010 hari Rabu di wilayah RW 05 dan RW 06
  • 4)  Tanggal 25 Nopember 2010 hari rabu di wilayah RW07 dan RW 08
  • MPA di lakukan pada :1)   Tanggal 10 desember 2010 untuk menentukan wilayah sasaran pratikum (RW 03, 2)  Tanggal 26 Desember 2010 untuk menentukan prioritas masalah di RW 03.
  • Pengkajian kemiskinan perkotaan di Kelurahan Babakan Ciamis yang dilakukan melalui wawancara dilakukan di tempat-tempat seperti :Di kantor Kelurahan, pada saat kerja bakti, pada saat pengajian umum, pada saat pertemuan PKK di kantor kelurahan lantai dua. di rumah tokoh masyarakat, di rumah tokoh agama, di rumah tokoh remaja, di tempat-tempat kost, tempat kontrak, berkunjung di rumah penduduk, di warung kopi, di warung nasi, di warnet, di depan balai rukun warga, di lapangan volley, di gang-gang di mana para ibu dan bapak mengobrol, di tempat biasa remaja mangkal di jalan raya, di masjid atau mushhola dan pada saat ada pertemuan formal.
      B.     PROSES ASSESMEN
Pada proses assesmen ini yang dilakukan pratikan adalah mengunpulkan data dari berbagai sumber kemudian data akan diolah dan proses assesmen sebagai berikut:
1.                  Study Dokumentasi
Penjajagan study dokumentasi dengan cara berkunjung ke kantor wilayah Kelurahan Babakan Ciamis dan bertemu dengan Pak Lurah dan Sekretaris Kelurahan dan melakukan wawancara infromal dan  mendapatkan informasi tentang gambaran permasalahan yang ada di kelurahan babakan Ciamis. Dan pratikan diberikan pedamping lapangan yakni bapak Aceng yang dianggap sangat mumpuni di lapangan dan beliau sangat aktif di organisasi.
Berkenalan dengan bapak Aceng di kantor Kelurahan Babakan Ciamis  dan melakukan diskusi dalam perkenalan ini pratikan mendapatkan informasi, arahan dan bimbingan tentang semua hal yang berkaitan dengan lingkungan dan situasi serta kondisi Kelurahan Babakan Ciamis.
Bertemu dan wawancara secara informal kepada Ibu Nining yakni Kepala Seksi Pelayanan Umum Kelurahan Babakan Ciamis dan mendapatkan data permasalahan Sosial di wilayah Kelurahan Babakan Ciamis
Kemudian bertemu dan melakukan wawancara informal kepada Kepala Seksi pemerintahan dan mendapatkan informasi tentang kondisi permasalahan yang ada di wialyah kelurahan babakan Ciamis, mendapatkan  data monografi dan peta wilayah Kelurahan Babakan Ciamis.
Kemudian bertemu dan berdisdkusi dengan ketua tim penggerak PKK Kelurahan dan para kader di masjid Al Hira pada saat acara pengajian bersama dan mendapatkan informasi tentang kondisi warga masyarakat di Kelurahan Babakan Ciamis.
Berkunjung ke Ketua Musrenbang, Ketua PNPM, Ketua LPM, dan Para Ketua RW dan Tokoh Agama di kediaman masing-masing dan diperoleh informasi permasalahan, penyelesaian konflik, demokrasi, dana pembangunan, kondisi dan situasi masyarakat dan program-program pemerintah

2.                   Transecwalk
Kemudian pratikan melakukan  transecwalk dengan tujuan mengamati lingkungan wilayah antara lain kondisi rumah penduduk. potensi-potensi yang ada wilayah setempat, sistem sumber, sarana transportasi, pelayanan sosial, infrastruktur,  dan batas-batas wilayah, dalam transecwalk ini pratikan didampingi oleh Bapak Aceng.
Pada malam  harinya pratikan  mengadakan silaturahmi kepada tokoh masyarakat, masyarakat yang memiliki pengaruh dalam kehidupan masyarakat, pihak aparat dan kepada tokoh masyarakat. Silaturahmi ini selain untuk menggali informasi juga untuk menjalin kerjasama dan memperoleh dukungan selama melakukan melakukan pratikum.
Selain itu pratikan juga melakukan sosialisasi melalui acara-acara non formal yakni melakukan kunjungan ke tempat biasa bapak dan ibu warga masyarakat melakukan komunikasi seperti pada saat nonton bareng bola di warung kopi dan pada saat ibu-ibu sedang belanja serta di lapangan volly dan depan balai rukun warga.

3.                  Observasi
Setelah itu pratikan melakukan observasi yakni pengamatan secara mendalam di wilayah kelurahan Babakan Ciamis antara lain mengamati aktivitas sehari-hari masyarakat setempat, seperti pekerjaan, jenis pekerjaan, lokasi pekerjaan,  kerjasama antar warga masyarakat, interaksi yang terjadi, komunikasi antar warga, konflik yang mungkin terjadi, tempat berkumpul warga masyarakat, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh warga setempat, kebiasan, tradisi masyarakat, kondisi rumah, cara pemenuhan kebutuhan pangan, cara memperoleh kebutuhan pangan, infrastruktur dan pertemuan-pertemuan formal.
Semua data yang diperoleh kemudian didokumentasikan, dicatat, dipahami dan dikaji namun semua data-data yang telah diperoleh tersebut tidak sempurna jika tidak dilakukan wawancara mendalam untuk itulah pratikan melakukan wawancara mendalam kepada  warga masyarakat.

4.                  Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam dilakukan   oleh pratikan untuk menambah kelengkapan informasi yang dibutuhan. Wawancara mendalam dilakukan  untuk mengetahui informasi dari sudut padang warga setempat mengenai beberapa hal yakni tentang masalah-masalah yang dihadapi, di wilayah mana yang terdapat masalah yang urgen yang mebutuhkan penangan segera, untuk mengetahui konfik-konflik internal yang mungkin timbul, menggali informasi tentang kebutuhan-kebutuhan masyarakat, potensi-potensi yang ada, pelayanan-pelayanan sosial masyarakat yang dapat diakses, menggali informasi tentang sistem sumber.
Wawancara mendalam dilakukan kepada lima belas warga masyarakat yang meliputi para tokoh masyarakat, aparat, warga masyarakat, para pedagang dan pendatang
Silaturahmi dan berkunjung ke rumah bapak Oki ketua RW 08 untuk memperoleh dukungan. Kepercayaan dan kerjasama. Dalam kunjungan ini diperoleh informasi tentang kondisi dan situasi Kelurahan Babakan Ciamis dan kondisi dan situasi RW 08.
Kemudian berkunjung dan silahturahmi ke rumah bapak Rw 01 untuk menggalang dukungan, kepercayaan dan kerjasama dan dalam kunjungan ini diperoleh informasi tentang kondisi Kelurahan Babakan Ciamis dan khususnya kondisi RW 01
Berkunjung dengan ibu ketua RW 03 di rumah beliau yang terletak di depan kost pratikan dan mohon ijin untuk melakukan pratikum dan sambil bersilahturahmi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dan memperoleh kerjasama serta dukungan dan diperoleh informasi tentang semua hal yang berkaitan dengan wilayah RW.03.
Berkunjung ke Pak RT.04 selaku salah satu  pemangku kepentingan di  di RW 03 dan kebetulan pratikan menempati kost di wilayah RT.04 dan mohon ijin untuk melakukan pratikum, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pratikan, menggalang kepercyaan, menggalang dukungan dan menghimpun kerjasama agar selama pratikum semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Dan dalam kunjungan ini di peroleh informasi tentang permasalahan-permasalahan yang ada di RW 03 Kelurahan Babakan Ciamis
Berkunjung dan bertemu dengan Ibu RW 02 dengan tujuan untuk menggalang kepercayaan, dukungan dan kerjasama dan dalam kunjungan ini diperoleh informasi tentang kondisi dan situasi kelurahan Babakan Ciamis dan khususnya RW 01
Berkunjung dan bertemu dengan ketua pembangunan atau ketua Musrenbang dan sekaligus tokoh agama dan tokoh penididkan yang disegani oleh masyarakat yaitu bapak Yuyus selain silahturhmi ini pratikan menggalamg kepercayaan. Dukungan dan kerjasama dan mohon petunjuk tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi dan situasi di Kelurahan Babakan Ciamis dan silahturahmi dipeolrh informasi tentang program-program pemerintah.
Bertemu dan berkunjung ke bapak Mashuri seorang tokoh pendidikan yang dulu pernah mejabat sebagai Menteri Pendidikan pada era tahun 1970 an dengan tujuan untuk memperoleh dukungan, kepercayaan dan menjalin kerjasama serta di peroleh informasi tentang kondisi dan situasi Kelurahan Babakan Ciamis.
Berkunjung dan bertemu dengan Ibu RW 07 dengan tujuan untuk menggalang kepercayaan, dukungan dan kerjasama dan dalam kunjungan ini diperoleh informasi tentang kondisi dan situasi kelurahan Babakan Ciamis dan khususnya RW 07dan RW 06.
Berkenalan dengan tokoh remaja di masjid Al Hira yakni bapak Nanang yang merupakan tokoh karang taruna yang sedang vakum  dan dipeoleh informasi tentang wilayah-wilayah di setiap RW se Kelurahan Babakan Ciamis.
Bertemu dan berkenalan dengan saudara Wahyu, Anik, Titin yakni penguhuni kost atau mereka adalah para pendatang di Kelurahan Babakan Ciamis.
Berkenalan dengan ibu Entin dan Ibu Nenden warga kelurahan Babakan Ciamis dan beliau adalah pedagang warung  makanan kecil dan minuman ringan percakapan di lakukan di warung.
Berkunjung ke ibu-ibu yang memiliki warung di rumah dan di luar rumah yakni ibu Saodih pemilik warung kelontong, ibu Usup pemilik warung gorengan dan bapak Agus menjual lontong sayur percakapan dilakukan di warung masing-masing. Kedua ibu ini sangat familiar dan terbuka memberikan memberiakan dukungan seperti bersedia membuat makanan kecil intuk rapat.

5.                  Melakukan MPA
MPA adalah suatu cara untuk melakukan assesmen  terhadap permasalahan–permasalahan dengan melibatkan masyarakat.
Proses pelaksanaannya melalui beberapa tahapan yaitu mengidentifikasi klasifikasi kesejahteraan sosial, menemukenali masalah, menemukenali potensi, menganalisis masalah dan  mencari solusi pemecahan masalah. Dan proses MPA dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Pratikan mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan memperkenalkan rekan-rekan yang membantu
  • Pratikan menjelaskan maksud dan tujuan MPA
  • Mulai diskusi yakni mengindentifikasi klasifikasi kesejahteraan sosial menurut warga masyarakat.
  • Mengidenfikasi semua permasalahan yang ada di masyarakat dan menggolongkan masalah-masalah yang sama kemudian memberikan tittle
  • Memberikan penilaian sesuai dengan urgenitas masalah, nilai tertinggi untuk masalah yang dianggap sangat penting dan memerlukan penanganan segera.
  •   Dipilih satu masalah yang sangat penting atau prioritas masalah.
Masyarakat yang menentukan, merencanakan dan memutuskan permasalahan yang dialami dan dirasakan, karena itu keikutsertaan masyarakat dalam semua kegiatan menjadi tolok ukur yang penting masyarakat.
     C.    HASIL ASESMEN
Berdasarkan asesmen awal dengan menggunakan berbagai teknik pengukuran maka terdidenfikifasi permasalahan-permasalahan yang dialami oleh warga masyarakat sebagai berikut:
Hasil Asesmen
 Berdasarkan Prioritas Masalah
NO
Jenis Masalah
1
Kekurangan modal usaha
2
Tingginya arus urbanisasi
3
Tingginya angka pengannguran
4
Rendahnya kesehatan masyarakat
5
Terdapat banyak keluarga miskin
6
Balita kekurangan gizi/gizi buruk
7
Rendahnya sanitasi lingkungan
.   
A.                 IDENTIFIKASI MASALAH
1.                  Kuranya  Modal Usaha
Masyarakat di lingkungan RW 03 sangat membutuhkan modal usaha karena menurut mereka jika ada modal usaha maka kehidupan mereka akan berubah sebab rata-rata masyarakat memiliki keahlian terutama ibu-ibu sebagian besar memiliki keahlian dalam membuat aneka makanan kecil, minuman dan berjualan warung nasi meskipun mereka berjualan hanya dengan modal yang seadanya.         
2.                  Tingginya Arus Urbanisasi
Tingkat urbanisasi di lingkungan RW 03 mencapai  50%  dari perbandingan jumlah penduduk asli  dan yang menjadi pemicunya adalah banyaknya industri dan pusat perdagangan jasa yang letaknya sangat berdekatan dengan RW.03
Penduduk asli kalah dalam persaingan bursa kerja dikarenakan para pendatang memiliki penampilan yang lebih menarik, pendidikan lebih tinggi, adanya koneksi, keinginan untuk mengadu nasib di kota dan para pengusaha lebih tertarik menerima tenaga kerja dari luar daerah Kelurahan Babakan Ciamis.
Urbanisasi menimbulkan ketimpangan sosial di masyarakat namun disisi lain memberikan manfaat bagi para orang kaya di lingkungan sekitar karena dengan adanya para urbanisasi ini maka para orang kaya mendirikan kost-kostan dengan harga yang relatif tinggi yakni minimal adalah Rp.400.000,- per kamar per bulannya.

Perbandingan Penduduk Dengan Urbanisasi
No
RT
Jumlah rumah yang di kostkan
Jumlah
Penduduk RW 03
Jumlah pendatang
/urban
Jumlah penduduk
RW 03
1
01
13
72
27
99
2
02
1
83
35
118
3
03
8
86
45
131
4
04
4
96
50
146
5
05
7
84
55
139
6
06
9
31
15
46
7
07
12
85
55
140
Jumlah:
52
537
282
819

Dari tabel diatas dapat terlihat pada jumlah para urbanisasi di RW 03 sangat tinggi bahkan mencapai 52,51% dan para urban ini memiliki ketrampilan dan pendidikan tinggi serta berpenampilan menarik.
Namun ada sisi lain dari para urbanisasi ini yakni memberikan manfaat lain yang berupa finansial karena para pendatang lebih banyak membeli makanan, nasi bungkus dan minuman ringan yang dijuali-belikan oleh warga stempat dengan harga yang relatif sangat murah sebab harga nasi, sayur dan telur goreng plus minuman hanya seharga Rp.6.000,- (enam ribu rupiah) sedangkan makanan kecil hanya berkisar Rp.500,- s/d Rp.1.000.000,- (seribu rupiah)

3.                  Tingginya Angka Pengngguran
Tingginya angka pengangguran di wilayah RW 03 lebih dikarenakan karena faktor persaingan dengan para pendatang yang memiliki penampilan menarik, berijasah lebih tinggi, ketrampilan berbahasa, koneksi dan usia perbedaan usia yag sangat mencolok.  Tingginya angka penggangguran dapat dijelaskan sbb:

Tingginya Angka Pengangguran
No

Infra Struktur

Tenaga Kerja
Usia Tenaga Kerja
Jenis Pendidikan
RW03

Urban
RW03
Urban
RW 03
Urban
1
BIP
-
65
25-30
20-25
SMA
D-3 & S1
2
ITC
-
50
25-30
20-25
SMA
D1
3
Pabrik Kina
-
29
20-30
20-30
SMA
D-3 & S1
4
Pabrik Es
-
25
20-25
20-30
SMA
D-3 & S1
5
Hotel Kenanga
-
20
20-25
20-25
SMA
D-3 & S1
6
Hotel Vrue Palace
-
24
20-25
20-25
SMA
D3
7
Kartika Sari
-
6
20-25
20-25
SMA
SMA
8
Securiti
-
10
20-40
20-25
SMA
D3

9
Bank BNI
-
15
20-30
20-25
SMA
D-3 & S1
10
Polsek
2
6
20-25
20-30
SMA
S1
11
Balai  Kota
10
32
20-35
20-35
SMA
S1
Jumlah
12
282





Dari data tersebut diatas dapat terlihat bahwa rata-rata para pendatang berusia 20 tahunan sampai dengan 35 tahunan sedangkan warga masyarakat setempat yang melamar pekerjaan memiliki usia diatas 30 tahunan sampai dengan 40 tahunan dan sudah menikah serta memiliki anak dan cucu.
Pendidikan rata-rata masyarakat adalah sekolah  sekolah menengah atas sedangkan pendatang memiliki pendidikan D3 dan S1 sesuai dengan kebutuhan administrasi yang ditetapkan oleh para pengusaha namun meskipun warga masyarakat memiliki pendidikan sekolah menengah ataspun para pengusaha tetap memilih para pendatang sebab para pendatang dianggap lebih memiliki daya tarik tersendiri dan mampu bekerja keras dengan tidak menuntut gaji tertentu.
Para pendatang juga memiliki semangat yang luar biasa dalam sektor pekerjaan informal dan mereka hampir mengisi semua lowongan pekerjaan.

4.                  Rendahnya Kesehatan Masyarakat
Masyarakat RW 03 memiliki kesehatan yang relatif rendah sebab pelayanan kesehtan hanya sebulan sekali pada saat diadakan posyandu itupun hanya untuk para lansia sedangkan yang masih usia produktif belum terpenuhi kebutuhan pelayanan di bidang kesehatan padahal mereka adalah golongan kelurga miskin yang tidak mampu membayar pengobatan di rumah sakit untuk itu mereka membutuhkan Askeskin .
Program Askeskin sangat dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan sumur sehingga kehadiran dari program ini sangatlah tepat sasaran  dan warga masyakarat sangat mengharapakan program tetap berlangsung dan jangan memiliki nasib seperti program bantuan tunai langsung yang sudah dihentikan oleh pemerintah.
Program Askeskin di RW.03 dimanfaatkan oleh 47 kepala keluarga miskin dan masih ada 53 keluarga miskin yang belum menerima manfaat program Askeskin ini dikarenakan kurang persayaratan namun demikian pada tahun 2010 ini sudah diajukan tambahan penerima program Askeskin sampai  ke tingkat Kelurahan. Namun kepemilikan Askeskin terkendala dengan tidak adanya kepemilikan KTP.

5.                  Banyaknya Keluarga Miskin
Terdapat 67 kepala keluarga miskin di RW 03 Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung yang memerlukan perhatian pemerintah dan pemangku kepentingan di wilayah ini sebab keluarga miskin ini memiliki permasalahan yang sangat kompleks.
Penyebab pertama adalah pendidikan yang relatif rendah yakni sekolah menengah  pertama sedangkan bursa tenaga kerja yang dibutuhkan adalah yang memiliki jenjang pendidikan  sekolah menengah atas dan sarjana meskipun hanya bekerja di pertokoan, kawasan pujasera, bengkel dan sebagai tenaga pemasaran kendaraan roda dan roda empat.
Arus urbanisasi yang tinggi juga menyebabkan masyarakat setempat tidak dapat menembus bursa lowongan pekerjaan yang sebenarnya banyak tersedia di wilayah ini karena lokasi masyarakat berada di pusat perbelanjaan kota bandung baik pusat perbelanjaan pangan, sandang, terdapat juga dealer Yamaha, dealer Honda, bengkel sepeda motor, bengkel mobil dan perhotelan.
Usia tenaga kerja yang tersedia rata-rata diatas tiga puluh sampai dengan lima puluh tahun dengan status sudah menikah dan memiliki penampilan yang kurang menarik serta tidak memiliki koneksi dan meiliki pergaulan yang terdapat sehingga masyarakat kurang dapat menyerap informasi di bursa kerja sebagai tenaga kerja informal.
Adanya faktor mudah cepat putus asa atau frustasi karena sudah jenuh melamar pekerjaan yang diinginkan tetapi tidak mendapatkan respon dari pihak pengusaha sampai detik ini padahal dari pihak ketua  pemangku kepentingan wilayah juga telah melakukan upaya-upaya sperti melalui pendekatan kepada para pemiliki usaha di lingkungan perdagangan jasa dan elektronik ini

6.                  Kekurangan MCK/Sanitasi
Keberadaan MCK masih dirasakan kurang karena kebutuhan MCK sangat membantu masyarakat untuk kepentingan mandi, cuci dan kakus dan pengguna dari MCK ini sebanyak 67 kepala keluarga dengan jumlah anggota keluarga rata-rata per kepala keluarga adalah 5 orang dengan demikian jumlah yang menggunakan MCK ini sebanyak 335 jiwa sedangkan jumlah MCK saat ini hanya 6 buah. MCK yang sudah tersedia dibangun dari dana PNPM dan Musrenbang.
Masyarakat mengaharapkan dibangun lagi sekitar tiga atau empat lagi MCK di lingkungan mereka tinggal. Saat ini mereka memiliki lima buah MCK hasil pembangunan dari dana Musrembang dan PNPM namun dengan jumlah penduduk sebanyak  jiwa sangatlah tidak seimbang dengan kebutuhan mereka.
Para pemangku kepentingan sudah memikirkan penamambahan keberadaan MCK yag dibutuhkan oleh warga sekitar namun masih menunggu dana pembangunan dan akan mulai dipikirkan untuk pembangunannya dua tahun mendatang sebab dana pembangunan yang ada saat ini masih diperuntukan untuk pembangunan jalan kampung agar lingkungan terliat bersih, asri dan tidak becek ketika hujan selain itu dana pembangunan masih dipeuntukan untuk pembangunan gorong-gorong saluran air agar di musim hujan tidak terjadi banjir lagi dari resapan aliran sungan yang mengelilingi wilayah RW.03

7.                  Rendahnya Gizi Balita/Gizi Buruk
Masyarakat mengharapkan penambahan gizi untuk para balita sebab dari keluarga miskin kebutuhan akan gizi balita belum dapat tercukupi dengan baik.
Selain itu mereka juga mengaharapkan ada donatur  yang berkenan membantu untuk penambahan gizi makanan bagi para balita yang berjumlah 151 balita  dan merupakan jumlah balita terbanyak di kelurahan Babakan Ciamis sedangkan penambahan gizi yang diterima hanya sebulan sekali dan penberian tambahan gizi masih dirasakan kurang memenuhi satandar kalori yang dibutuhkan oleh para balita.
Masyarakat RW 03 tergolong sangat produktif  sebab terliat pada usia dibawah tiga puluh tahun banyak terlihat para keluarga sudah meililiki tiga sampai empat orang anak dan tiga diantaranya masih berusia balita sedang banyak terdapat orang tua dari anak balita tersebut yang tidak bekerja.
Namun disisi lain keberadaan balita yang relatif sangat banyak ini juga menguntungkan para pedangan yang beradara di sekitar wilayah mereka yang berjualan aneka makan kecil, minuman kecil dan makanan seperti bubur ayam, cimol, tajil atau tahu yang dipotong kecil, jagung yang dicampur parutan kelapa, cak kue, ketela yang dicampur dengan parutan kelapa, nasi kuning, nasi rames, lontong kari, bakso, mie rebus dan aneka makanan sebangsa chiki.

REFLEKSI:
Dari semua kegiatan yang dilakukan oleh pratikan mulai dari studi dokumnetasi, observasi, transecwalk, wawancara mendalam dan MPA dipeoloreh kepercayaan, dukungan dan kerjasama dari berbagai elemen  masyarakat.
Hasil MPA ke dua dipeoleh prioritas masalah di RW.03 yakni modal usaha.
Kesan dan pengalam selama asesman para tokoh masyarakat sangan terbuka memberikan informasi, dukungan data dan mensuport pratikan tetapi ada dua masyarakat yang masih tertutup dengan hal hal yang berkaitan dengan wilayahnya.
Masyarakat mengganggap bahwa kegiatan mahasiswa di lapangan selaku dikaitkan dengan dana namun setelah dijelaskan masyarakat bisa mengerti dan tetap memberikan dukungan penuh dalam bekerjasama.
Yang paling mengesankan adalah selama melakukan diskusi pratikan selalu diberikan oleh-oleh ketika pulang dan diberi makanan kecil hampir setiap hari di tempat kost padahal ini wilayah perkotaan di mana rasa induvidualistik masih sangat kental.

Pertemuan pratikan dengan para pedagang dari Jawa membuat pratikan mudah mendapatkan informasi dan mendapatkan petunjuk untuk menghubungi masyarakat yang memiliki pengaruh sangat kuat di masyarakat.

 Sumber :     
  1.  Jurusan PSM STKS Bandung,2008,Tehnologi Pengembangan Masyarakat Manual     Praktek 2,Kopma, Bandung.
  2. Data Pendunduk  RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
  3. Hasil Obeservasi Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
  4. Hasil Transekwalk Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
  5. Hasil Study Dokumentasi  Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
  6. Hasil MPA  Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
  7. Hasil Indeph  Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
  8.  Sugiono.Prof.Dr., 2005, Memahami Peneltian Kwalitatif, Alfabeta, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar