Setiap
manusia pada dasarnya merupakan produk dari warisan genitik yang unik yang
secara terus menerus dan dinamik berinteraksi dengan pengalaman-pengalaman
hidup yang unik.
Perubahan-perubahan
di dalam karakteristik karakteristiknya individualnya biasanya lebih cepat
daripada perubahan perubahan pada aspek aspek biologis maupun sosial. Sementara
orang tidak bebas dari pengaruh hokum hokum alam maupun peraturan peraturan
sosial, namun unsure kebebasan individu untuk memilih di dalam perkembangannya
tidak boleh diabaikan, lagipula pada setiap orang juga terdapat dorongan kearah
kreatifitas dan perwujudan diri.
Faktor
factor genetic, sosial dan individu bersama sama membentuk keseluruhan
kepribadian seseorang, sebab itu jika kita hendak memahami kondisi- kondisi
manusia, maka kita perlu menjelaskan bagaimana ketika factor factor tersebut
bersama sama membentuk kepribadian manusia, salah satu yang dapat menjelaskan
perihal ini adalah terori FREUDIAN DASAR
TERORI FREUD, yang terkenal
dengan TRIPATITE PERASONALITY yang
melukiskan susunan kepribadian yang terdiri dari ID, SUPEREGO DAN EGO, yang dapat dijelaskan sbb:
1.
Fungsi Id
- Id digambarkan sebagai cadangan
impulse-impulse dasar yang primitive dan merupakan sumber energy instintif.
Dasar kerja Id adalah prinsip kenikmatan (pleasure
principle) dan impulsive.
- Keimpulsivean id
dikontrol oleh superego pada tingkatan tak sadar (unconscious level) serta ego
yang beroperasi pada tingkatan sadar (conscious level) yang dapat membedakan dunia
luar melalui indera dan yang bertindak sebagai mediator antara tuntutan
tuntutan dari lingkungan dengan kebutuhan kebutuhan dari dalam (self), serta
yang mengembangkan perilaku untuk menghadapi masalah (coping behaviour) yang
sangat diperlukan untuk menciptakan keseimbangan antara tuntutan tuntutan dari
lingkungan dan dari dalam diri manusia tersebut.
2.
FUNGSI SUPEREGO
- Jika Id dapat
kita lihat sebagai kekuatan dasar yang mendorong dan yang mengarahkan sebagai
kekuatan dasar yang mendorong dan yang mengarahkan orang kepada tindakan dan
pencapaian, maka superego berkembang sebagai hasil dari tekanan tekanan sosial
dari luar (external).
- Superego member
petunjuk kepada orang mengenai apa yang dianggap dan dipaksakan kepada orang
mengenai apa yang dianggap dan dipaksakan oleh masyarakat sebagai yang
benar”atau yang salah”.
-
Superego bekerja
untuk mengontrol expresi kebutuhan kebutuhan dan dorongan primitive di dalam
diri seseorang.
-
Superego juga
berfungsi memberikan batasan mengenai apa yang dianggap sebagai pelampiasan
energy yang dapat diterima serta berusaha untuk menyalurkannya dengan cara cara
yang tidak membahayakan orang yang bersangkutan maupun orang-orang lain.
-
Superego yang
terlampau ketat berarti menghambat tindakan dan pencapaian serta mengekang pelampiasan
dorongan dorongan primitive seseorang.
3. EGO
- Peranan ego
dalam keberfungsian seorang individu sangatlah penting dipahami oleh mereka
yang pekerjaanya membantu kelayan meningkatkan kemampuanya demi kehidupan atau
keberfungsian sosialan yang baik.
-
Agar dapat
mencapai keberfungsian sosial yang baik seseorang harus berusaha untuk mencapai
keseimbangan antara kebutuhan kebutuhan, keinginan keinginan serta harapan
harapannya di satu pihak dengan tuntutan tuntutan serta kesempatan kesempatan
di dalam masyarakat di pihak lain.
-
Untuk dapat
membantu kelayan mencapai keseimbangan seperti itu, pekerja sosial memahami dan
memiliki kompetensi dengan kelayan baik secara perorangan maupun kelompok.
Berikut ini
akan dicoba menggambarkan bagaimana sebenarnya konsep tripartite personality
ini bekerja.
Ego pada dasarnya merupakan aspek kepribadian yang
berorientasi kepada kenyataan (reality oriented aspect) yang memungkinkan
seseorang untuk melihat lingkunganya secara realistic serta mencapai
keseimbangan antara kebutuhan kebutuhan pribadi dengan tuntutan tuntutan serta
kesempatan yang tersedia dan diperbolehkan di dalam lingkungannya
Proses diatas melalui 4 langkah , yakni:
·
PERSEPSI
-
Berkaitan dengan
pemahaman yaitu bagaimana sesuatu realita dimengerti oleh yang bersangkutan,
sutau kenyataan hanya bias diamati melalui penglihatan orang yang bersangkutan
dalam pengertian yang berkaitan dengan diri sendiri dan kebutuhan kebutuhannya.
- Pemahaman
kenyataan setiap orang berbeda beda, artinya ketika beberapa orang melihat
sesuatu maka pemahaman setiap orang akan berbeda beda dan masing masing
memiliki kenyakinan atas apa yang dilihatnya.
- Kaitanya dengan
pekerja sosial maka kita harus mampu
memperbaiki kekeliruan persepsi sendiri kemudian baru kita berusaha memahami
bagaimana kelayan melihat situasi baru kita berusaha memahami bagaimana kelayan
melihat situasi yang dihadapinya.
- Pada hakekatnya
pengamatan orang terhadap kenyataan dipengaruhi oleh pengetahuanya mengenai
kenyataan tersebut, oleh penyakit atau kecacatan, oleh gangguan emosional, oleh
pengalaman pengalaman masa lampau, serta oleh setiap tekanan tekanan pribadi
maupun sosial yang mewarnai kejelasan dan realisme seseorang.
·
INTEGRASI, Fungsi
pengintergrasian bukan hanya terhadap persepsi mengenai kenyataan dalam pengertian
apa arti kenyataan tersebut bagi orang yang bersangkutan, melainkan juga
pengintergrasian mengenai apa yang diperlukan bagi penyesuaian diri atau
adaptasi agar orang tersebut dapat hidup atau agar ia dapat mengubah kenyataan
tersebut
·
ADAPTASI
- Adaptasi yang didasarkan pada kedua langkah
sebelumnya ditambah dengan langkah terakhir yaitu eksekusi atau pelaksanaan.
Kita telah memiliki persepsi mengenai kenyataan menurut apa artinya kenyataan
itu bagi kita masing masing, kita telah memilih cara cara dengan kemampuan pikir
dan perasaan serta kebutuhan kebutuhan kita masing masing, dan kemudian kita
mengadop itu semua sebagai cara kita masing masing dalam bertindak menghadapi
kenyataan tersebut.
-
Mungkin adaptasi
yang diadop seseorang dianggap atau tampak kurang masuk akal atau kurang dapat
diterima oleh orang lain yang mengamatinya, akan tetapi bagi orang yang
bersangkutan apa yang dilakukanya itu mungkin dianggap dan dirasakan logis
baginya dan merupakan satu satunya jalan yang dapat ditempuhnya dalam situasi
seperti itu.
-
Bagi seseorang
agar dapat melakukan adaptasi yang baru (berbeda) diperlukan factor factor baru
yang berbeda. Ini mutlak harus dapat dicamkan oleh setiap orang yang bertugas
sebagai pelayanan kemanusian, sebab hal
ini menjelaskan apa yang sering secara serampangan kita sebut sebagai perilaku
yang “ irrasional”atau “tak masuk akal”
·
EKSEKUSI, ksekusi adalah
pelaksanaan dari ke tiga tahap diatas, dimana dalam pelaksaan ini sangat
dipengaruhi oleh afeksi dan kofnitif manusia.
Masih menjadi pertanyaan keseluruhan proses
berfunginya ego melalui persepsi, integrasi, adaptasi dan eksekusi itu berjalan melalui tingkatan
kesadaran atau ketak sadaran. Yang jelas ialah bahwa pengaruh pengaruh tak
sadar dari perasaan persaan dan pengalaman pengalaman masa lalu, dorongan
impuls impuls id, dan tekanan tekanan super ego yang telah diinternalisasikan
merupakan factor factor dominan bagi kemampuan adaptasi seseorang.
Namun itu semua merupakan totalitas dan individu orang
yang bersangkutan, sebab kita juga merupakan mahluk yang berpikir dan
berpengetahuan dan ini juga merupakan aspek penting dari diri kita.
Dalam rati luas, ego adapat dipandang sebagai
berfungsi sebagai akibat dari bekerjanya factor factor kesadaran dan ketak
sadaran yang berkombinasi untuk menentukan adaptasi dan gaya hidup seseorang.
Setiap aspek keberfungsian ego menyangkut unsure
unsure kognitif maupun afektif.
Agaknya sulit untuk memisahkan antara konstribusi dari
aspek aspek rasional (kognitif) dengan aspek aspek emosional (afektif) ini,
akan tetapi sebagai pekerja sosial atau orang yang bertugas di bidang pelayanan
kemanusian hendaknya memandangnya sebagai bagian dari semua aspek keberfungsian
manusia yang harus kita perhatikan dalam proses menolong orang.
Biasanya kita merespon atau bereaksi terhadap suatu
situasi permasalahan berdasarkan pengalaman pengalaamn yang pernah kita peroleh
di masa lampau, baru kita dapat mengatasi aspek aspek emosional yang
menyebabkan kita takut, marah, atau terharuy, maka kita dapat memahami situasi
tersebut secara intelektual dan menyusun cara cara yang lebih memadai untuk
menghadapi situasi yang baru tersebut.
Sumber :
Bahan bahan kuliah HBSE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar