1.
Pengertian Kemandirian
Menurut Sutari
(dalam Enung,2008: 142) kemandirian adalah perilaku mampu
berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya
diri dan dapat melakukan sesuatu mandiri tanpa bantuan orang lain.
Kemandirian
menurut Enung (2008) adalah suatu perilaku individu yang diperoleh secara komulatif selama
perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam
menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya
mampu berpikir dan bertindak sendiri.
Menurut Reber (dalam Enung.2008: 43) Kemandirian adalah suatu sikap otonomi bahwa
seseorang secara relative bebas dari pengaruh penilaian,pendapat dan keyakinan
orang lain.
Sedangkan
Kemandirian menurut Kartini dan Dali (1987) adalah hasrat untuk mengerjakan
segala sesuatu bagi diri sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian
mengandung pengertian :
- Suatu keadaan dimana
seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya
- Mampu mengambil
keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
- Memiliki kepercayaan
diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
- Bertanggung jawab atas
apa yang telah dilakukannya.
2. Faktor-Faktor Kemandirian
Menurut Masrun dkk (1986) terbentuknya
kemandirian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat
dibagi menjadi dua yaitu faktor kodrati dan faktor lingkungan.
a.
Faktor-faktor kodrati
1)
Urutan kelahiran
Pengaruh urutan kelahiran ini,
sebenarnya lebih pada perbedaan perlakuan oranng tua dan saudara yang diterima
oleh masing-masing anak, demikian pula harapan-harapan yang diberikan terhadap
mereka (Hurlock,1999).
Posisi kelahiran sebagai anak pertama
memungkinkan baginya untuk mempunyai hubungan dengan orangtua yang lebih dekat
dibadingkan saudara-saudara yang lahir dikemudian (Hurlock Susilowati, 1988).
Penyebab dari kondisi ini dapat dijelaskan dengan teori Adler (1993) tentang
urutan kelahiran (birth order), bahwa
anak tertua dengan posisi bertahan, anak nomor dua dan seterusnya dengan
tuntutan untuk dapat menduduki posisi kakaknya, sedangkan anak bungsu dihadapkan
pada masalah bagaimana ia memperoleh perhatian orang tua disaat peluangnya
lebih kecil dibandingkan dengan kakak-kakaknya. Sebagai akibatnya, anak paling
sulung yang berhasil meneysuaikan dirinya sebagai kakak, ia akan tumbuh sebagai
pribadi yang mandiri, sedangkan apabila gagal akan cenderung tumbuh menjadi
pribadi yang kurang mandiri.
2)
Jenis kelamin
Sebenarnya, sejak masih bayi anak tidak
mendapatkan perlakuan berbeda dalam hal latihan kemandirian, antara bayi
laki-laki dan bayi perempuan. Conger (Susilowati,1988) menyatakan bahwa saat
menginjak usia 4-5 tahun dan berlanjut hingga masa remaja, terdapat suatu pola
yang menuntut anak wanita berlaku merawat dan patuh, sedangkan anak laki-laki
dituntut untuk lebih percaya diri dan lebih mengutamakan prestasi. Monks
(Susilowati,1988) menyatakan bahwa dalam hasil penelitiannya disebutkan,untuk
situasi di indonesia terutama dijawa, anak wanita diharapkan untuk lebih
mencintai rumah dan keluarganya. Selanjutnya potensi ini akan berkembang karena
pengaruh peran yang berbeda antara laki-laki dan perempuan (Ulwan,1988).
Selanjutnya potensi ini akan berkembang karena pengaruh peran yang berbeda
antara laki-laki dan perempuan. Ulwan (1988) menyatakan bahwa sosok laki-laki
adalah penanggung jawab utama dalam pemenuhan nafkah keluarga, sehingga ini
dituntut dari awal perkembangannya untuk tumbuh menjadi sosok yang mampu
berdiri sendiri untuk kesiapan melaksanakan perannya nanti. Berbeda dengan
halnya dengan sosok wanita,dengan peragainya yang lembut nantinya bertanggungjawab
terhadap anak dan urusan rumah tangga dituntut untuk pandai merawat rumah dan
patuh pada suaminya. Untuk pemenuhan
nafkah ketika kondisi memang menuntutnya. Hal ini tidak menuntut kemungkinan
seorang wanita untuk tetap belajar mengembangkan sikap mandiri dalam segala
aspek kehidupannya.
3)
Umur
Sutton (dalam Susilowati,1988)
menyebutkan bahwa dengan bertambahnya umur serta lewat proses belajar orang
semakin tidak tergantung dan mampu secara mandiri menetukan hidupnya. Hal ini
terjadi karena anak-anak yang muda lebih tunduk pada pengawasan orang tua dan
pengawasan ini akan berangsur-angsur berkurang sejalan dengan bertambahnya
usia. Menurut Jung (Lina dan Rosyid,1997) locus
of control internal dicirikan dengan seseorang yang mempunyai keyakinan
bahwa individu sendirilah yang bertanggung jawab atas kesuksesan tau kegagalan
yang dialaminya. Karakteristik ini sejalan dengan indikasi orang yang mandiri,
yaitu yakin akan kemampuan dirinya untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang
akan terjadi.
b.
Faktor-faktor lingkungan
1)
Tingkat Demokratik
orangtua
Blair dan Burton (Masrun,dkk.1986)
menyatakan bahwa peran keluarga, terutama orang tua yang demokratik akan
memeberi kesempatan kepada anak-anaknya untuk bergabung dengan aktivitas
sebayanya, tanpa kehilangan rasa aman dan terjamin dirumahnya. Hal ini akan
mendukung terbentuknya anak yang mandiri.
Sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh
Mulyati (1997) memperoleh beberapa hasil, diantaranya adalah pola asuh
demokratik mampu memberikan sumbangan terhadap kompetensi interpersonal anak.
Kompetensi interpersonal ini oleh Buhrmester dkk (Mulyati,1997) dibagi menjadi
lima aspek,yaitu : inisiatif,keterbukaan (self-disclosure), asertivitas,
dukungan diharapkan dapat berfungsi secara aktif dan mendukung individu untuk
mandiri.
2)
Kebudayaan
Lingkungan budaya seseorang berpengaruh
terhadap tingkat kemandiriannya. Menurut Nuryoto (1992) lingkungan budaya
diartikan sebagai lingkungan tempat hidup sehari-hari,dengan tradisi,kebiasaan
gaya hidup tertentu dan beragam oleh tiap daerah. Dicontohkan oleh Nuryoto
sebagai gambaran yang berbeda antara kehidupan remaja di kota yang lebih
kompleks, lebih dianmis dan mobilitasnya lebih tinggi dibandingkan remaja di
desa yang bersifat agraris, terang dan mobilitas penduduk tidak terlalu tinggi.
Berdasarkan contoh tersebut terlihat bahwa gaya hidup dan kebutuhan hidup
remaja di kota dengan di desa berbeda. Hal ini adalah gambaran tentang
perbedaan budaya yang akan mempengaruhi tingkah laku anggota masyarakat dan
akan berpengaruh juga pada tingkat kemandirian individu. Menurut Monks
(Susilowati,1988) lingkungan budaya ini selanjutnya akan memberikan pola-pola
latihan kemandirian yang tertentu, yang akirnya ikut berperan membentuk
generasi berikutnya.
3)
Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud di lingkungan
pendidikan seseorang, baik disekolah sebagai pendidikan formal,maupun
dikeluarga sebagai pendidikan non formal (Wahjuningsih,1994). Faktor pendidikan
ini mengandung pengertian bahwa penting sekali peran serta yang aktif dari guru
dan orang tua dalam menumbuhkankembangkan nilai-nilai pada seseorang.
Nilai-nilai menurut Sohaeter (1996) akan membantu membentuk kepribadian
seseorang. Termasuk didalamnya adalah sikap kreatif, peduli menghargai dan juga
mandiri.
Pelaksanaan pendidikan dikeluarga ini
berkaitan erat dengan berbagai kemungkinan yang dihadapi,misalnya keberadaan
keluarga dengan satu orang tua dan keluarga dengan orang tua lengkap. Faktor
pendidikan ini yang kemudian digunakan sebagai salah satu faktor yang ikut
mempengaruhi terbentuknya sikap mandiri seseorang.
4)
Pekerjaan
Flippo (Masrun dkk, 1986) menyatakan
bahwa orang cenderung tidak mandiri bila dihadapkan pada situasi kerja yang
tidak sesuai dengan kebutuhan dirinya maka ia cenderung akan mencari pekerjaan
lain yang lebih ada kebebasan dan kemandirian. Centers (Masrun dkk,1986)
menyatakan bahwa yang membuat orang puas dengan pekerjaannya anatara lain
adalah kesesuaian dengan minatnya, prestis yang melekat pda pekerjaan,
kreativitas yang dituntut dalam kerjanya. Serta kebebasan dan kemandirian.
Menurut Ali dan
Asrori (2009, h. 118) faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah :
a.
Gen
atau keturunan orang tua
Orang tua yang
memiliki tingkat kemandirian tinggi seringkali menurunkan pada anak yang
memiliki kemandirian tinggi, namun factor ini masih menjadi perdebatan karena
ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya
yang menurun kepada anaknya,melainkan sifat orannng tuanya muncul berdddasarkan
carrra oraaang tua mendidik anaknya.
b.
Pola
asuh orang tua
Cara orang tua
mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak.
Orang tua yang terlalu banyak melarang anak tanpa diserta penjelasan yang
rasional akan menghambat perkembangan manidir anak. Sebaliknya orang tua yang
menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya dengan komunikasi yang
empatik serta penuh keterbukaan dan adanya interaksi yang hangat akan dapat
mendorong kelancaran perkembangan kemandirian anak. Orang tua yang sering
membandingkan anak juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan
kemandirian anak.
c.
System
pendidikan di sekolah
Proses
pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan dan
cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat
perkembangan kemandirian. Proses pendidikan yang banyak menekankan pentingnya
pemberian sanksi dan hukuman juga dapat menghambat perkembangan kemandirian
remaja. Sebaliknya proses pendidikan yang menekankan pentingnya penghargaan
terhadap potensi anak, pemberian reward
dan penciptaan kompetisi positif akan memperlancar perkembangan kemandirian
anak.
d.
System
kehidupan di masyarakat
System kehidupan
masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur social, merasa
kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja
dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian
remaja. Sebaliknya lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi
remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, emnerima remaja secara positif tanpa
syarat, adanya kebebasan mengeksplorisasi lingkungan dan lingkungan yang tidka
terlalu hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian
remaja.
Sementara
menurut Basri (1996, h. 53) terdapat dua faktor yang mempengaruhi kemandirian,
yaitu :
a.
Faktor
Internal
Meliputi semua
hal yang bersumber dari dalam diri, seperti keadaan keturunan dan keadaan
tubuhnya sejak lahir dengan segala kelengkapan yang melekat pada tubuhnya.
b.
Faktor
Eksternal
Meliputi semua
hal yang bersumber dari luar diri atau yang sering disebut factor lingkungan.
Dalam hal ini, yang sering mempengaruhi individu adalah orang tua, teman
sebaya,lingkungan social, serta pengalaman yang diperoleh individu sebelum
berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kemandirian dapat dibagi dua factor yaitu factor
internal dan factor eksternal. Factor internal meliputi gen, keturunan
orangtua, usia, urutan kelahiran, umur, jenis kelamin, intelegensi. Sedangkan factor
eksternal meliputi pekerjaan, pendidikan, lingkungan di sekolah, di masyarakat,
pola asuh orang tua dan kebudayaan.
Erikson (dalam Monks, dkk, 1989), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan insiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Dengan otonomi tersebut, diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:" Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demikebaikan dirinya sendiri. , Mampu
mengambil keputusan dan insiatif untu mengatasi masalah yang dihadapi. Memiliki
kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. Bertanggung
jawab atas apa yang dilakukannya."
Erikson (dalam Monks, dkk, 1989), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan insiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Dengan otonomi tersebut, diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:" Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demikebaikan dirinya sendiri.
Menurut Erikson Dalam
bukunya Childhood and Society, Erikson membagi fase dan tugas perkembangan,
sebagai berikut :“ … Awal masa
dewasa (19–25 tahun) kemandirian menjadi hal yang penting pada masa ini. Sudah
memulai untuk mengurus segala sesuatunya sendiri dan tidak bergantung pada
orang tua...Menurut Teori
Erikson,Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mulai
menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga
hubungan intim mulai berlaku dan berkembang. Sesudah masa remaja yaitu masa
penemuan identitas sesorang sekaligus mamasuki masa dewasa awal yang ditandai
oleh intimitasi vs isolasi, maka seseorang tinggal mengalami dua fase lagi
meliputi sebagian besar masa hidupnya. Dalam fase ketujuh atau masa dewasa
pertengahan sesorang dapat berkembang kearah generativitas vs stagnasi,
sedangkan dalam fase kedelapan atau fase terakhir seseorang dapat berkembang
kearah integritas-ego vs putus asa. Erikson percaya pada Fase generativitas vs
stagnasi bahwa orang dewasa tengah berada pada posisi berbahaya menghadapi
persoalan hidup yang signifikan.
3.
Ciri-ciri Kemandirian
Kemandirian ini oleh Zakiyah (2000)
dicirikan sebagai pribadi yang mempunyai beberapa ciri, yaitu :
a. Memiliki
kebebasan untuk berinisiatif
Mempunyai
kebebasan untuk berpendapat dan menuangkan ide-ide baru serta mencoba sesuatu
hal baru yang mungkin belum dilakukan orang lain.
b.
Memiliki rasa percaya
diri
Memiliki
kepercayaan diri bahwa segala masalah yang dihadapi mampu untuk diatasi dan
tidak mempunyai perasaan ragu-ragu dalam mempertimbangkan sesuatu.
c.
Mampu mengambil
keputusan
Berusaha
mengambil keputusan sendiri dalam mengatasi masalah yang dihadapi tanpa bergantung
orang lain.
d.
Mampu bertanggung jawab
Segala
hal yang dikerjakan dapat dipertanggungjawabkan pada diri sendiri dan orang
lain.
e.
Mampu mengendalikan
diri
Mampu
untuk menegndalikan diri dalam melakukan suatu tindakan dan apabila melakukan
suatu kesalahan akan cepat menyadarinya.
Ciri-ciri
kemandirian menurut Lindzey & Ritter, 1975 dalam Hasan Basri (2000:56)
berpendapat bahwa individu yang mandiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Menunjukkan inisiatif dan berusaha
untuk mengejar prestasi
b.
Secara relatif jarang mencari pertolongan
pada orang lain
c. Menunjukkan rasa percaya diri
d. Mempunyai rasa ingin menonjol
Sejalan dengan
dua pendapat dari ahli diatas, Antonius (2002:145) mengemukakan bahwa ciri-ciri
mandiri adalah sebagai berikut:
a. Percaya diri
b. Mampu
bekerja sendiri
c. Menguasai keahlian dan keterampilan yang
sesuai dengan kerjanya
d. Menghargai waktu
e. Tanggung jawab
Kemandirian juga terdiri dari beberapa ciri-ciri, menurut Zakiyah (2000) dicirikan sebagai pribadi yang mempunyai beberapa ciri, yaitu memiliki kebebasan untuk berinisiatif, memiliki rasa percaya diri, mampu mengambil keputusan, mampu bertanggung jawab, mampu mengendalikan diri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri kemandirian meliputi mampu untuk berinisiatif, memiliki rasa percaya diri, mampu bertanggung jawab, menghargai waktu, jarang meminta bantuan pada orang lain, dan dapat mengendalikan diri.
Kemandirian juga terdiri dari beberapa ciri-ciri, menurut Zakiyah (2000) dicirikan sebagai pribadi yang mempunyai beberapa ciri, yaitu memiliki kebebasan untuk berinisiatif, memiliki rasa percaya diri, mampu mengambil keputusan, mampu bertanggung jawab, mampu mengendalikan diri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri kemandirian meliputi mampu untuk berinisiatif, memiliki rasa percaya diri, mampu bertanggung jawab, menghargai waktu, jarang meminta bantuan pada orang lain, dan dapat mengendalikan diri.
4. Aspek-aspek Kemandirian
Robert Havinghurst (dalam Enung, 2010, h.143) mengatakan bahwa
kemandirian terdiri dari beberapa aspek yaitu :
- Aspek emosi, aspek ini
ditujukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya emosi
pada orang lain.
- Aspek ekonomi , aspek
ini ditujukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya
kebutuhan ekonomi pada orang tua.
- Aspek intelektual,
aspek ini ditujukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi.
- Aspek sosial, aspek ini ditujukkan dengan kemampuan
untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung orang lain
Ali dan Asrori
(2009, h. 116) menyatakan bahwa individu yang mandiri, dalam kehidupannya akan
terkandung aspek-aspek sebagai berikut :
a.
Memiliki
pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan
b.
Bersikap
objektif dan realistis terhadap diri sendiri maupun orang lain
c.
Mampu
mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan
d.
Ada
keberanian untuk menyelesaikan konflik diri
e.
Menghargai
kemandirian orang lain
f.
Sadar
akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain
g.
Mampu
mengekspresikan perasaannya dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
Aspek-aspek
kemandirian menurut Nashori dapat dijelaskan sebagai berikut: (1999, h.32)
a. Bebas
atau tidak mudah terpengaruh
b. Mempunyai inisiatif
c. Gigih
d. Percaya diri
e. Pengendalian
diri
daftar pustaka?
BalasHapusslmt pagi.maaf baru balas...daftar pustaka nanti saya cek dan akan saya cantumkan...mksh atas atensinya...
BalasHapusBagus,, Bu,,, Mohon Maaf bisa saya minta,, judul buku yang digunakan dalam refrensi di atas,, Email saya,, (dewiastutikrahayu@yahoo.com) terimaksih
BalasHapusBang udah dapet dapusnya belum bang?kalau udah bisa di share bang di email saya anto.angga48@gmail.com
HapusBagus banget... daftar pustakanya apa bu??? Kalau ada kirim ke email saya ya bu, ismo_hadi@ymail.com
BalasHapusTerimakasih sebelumnya
selamat sore..flasdisk saya banyak banget...jadi harus cek satu satu...belum sempat...aduh gimana ya..coba sabtu besok libur saya sempetin bongkar semua flaskdisk...oke..jangan pada marah ya?..saya cew..hehhe masak dipanggil bang ?..thank
BalasHapusMaaf mbak saya boleh minta daftar pustakanya, tolong kirim ke email saya irmagraini02@gmail.com
BalasHapus