PRATIKUM
DI KELURAHAN BABAKAN CIAMIS
KECAMATAN SUMUR BANDUNG SELATAN
JAWA BARAT
DOSEN PEMBIMBING
Dra.Meliani Dewi.M.Si
Dra.Yuti Sri Ismudiyati.M.Si
M A H A N E N I
NRP.09.01.003
SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN BANDUNG
PROGRAM PASCA
SARJANA SP-1
SPESIALIS
PEKERJAAN SOSIAL
JURUSAN KOMUNITAS
A S E S M E N AWAL
Asesmen merupakan penilaian awal atau
penafsiran awal terhadap situasi dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Tujuan dari asesmnet adalah membantu dan mendefinisikan masalah dan menunjukkan
sumber-sumber yang berhubungan dengan keselurahan permasalahan dan sumber yang
dimaksud adalah sumber yang dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah.
A. PERSIAPAN
Pengajian
tentang kemiskinan perkotaan di Kelurahan Babakan Ciamis dapat dilihat dari
aspek ekonomi, sosial dan budaya serta dapat dijelaskan sebagai berikut:
I. Kemiskinan di Perkotaan: Pada pratikum ini
pratikan memilih dan mengaji tentang berbagai aspek kemiskinan antara lain dari
segi pendapatan, jenis pekerjaan, kehidupan sehari-hari,interaksi diantara
mereka, budaya, sistem-sistem sumber yanga ada, potensi-potensi yang dimiliki
oleh masyarakat, program-program pemerintah dan upaya-upaya masyarakat untuk
melepaskan diri dari rantai kemiskinan.
a.
Aspek Ekonomi: Kondisi kehidupan
masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis dapat dilihat dari aspek ekonomi dan dalam
hal ini pratikan akan mengkaji tentang kehidupan masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhannya, pekerjaan, jenis pekerjaan, penghasilan atau pendapatan.
b. Aspek Sosial: Kondisi masyarakat
Kelurahan Babakan Ciamis dapat dilihat dari aspek sosial seperti misalnya dalam
hal interaksi dengan masyarakat, aktivitas-aktivitas keluarga dan
masyarakatnya, keterlibatan masyarakat dan media untuk berinteraksi misalnya
kerja bakti, paguyuban, pengajian, pertemuan rutin bulanan, pembangunan jalan
rapat, pembangunan gorong-gorong, pembangunan saluran air dan pembangunan balai
rukun warga.
c.
Aspek Budaya: Kondisi masyarakat
Kelurahan Babakan Ciamis dapat dilihat dari aspek budaya seperti misalnya dari segi perumahan, sandang,
alat-alat transportasi, kekerabatan, organisasi politik, system hokum, system
perkawinan. bahasa, kesenian, system pengetahuan dan religi.
d. Aspek Permasalahan Sosial: Kondisi masyarakat
Kelurahan Babakan Ciamis dapat pula dilihat dari aspek permasalahan social yang
ada di sekitar masyarakat seperti konflik-konflik yang mungkin timbul,
penyelesaian konflik, diskriminasi terhadap kaum minoritas, gender, demokrasi
atau tata cara dalam mengungkapkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan,
strata sosial, distribusi system sumber dan kemungkinan ada penguasaan system
sumber.
. Pendekatan/Metode/Teknik
Untuk melakukan
pengkajian kehidupan masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis dilakukan dengan
dengan beberapa cara antara lain:
a.
Pendekatan : Pengkajian tentang kemiskinan perkotaan di
Kelurahan Babakan Ciamis dilakukan dengan pendekatan pekerjaan sosial dalam hal
ini pendekatan yang dilakukan lebih mengedepankan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat.
b.
Metode : Metode yang digunakan dalam kegiatan
Praktikum adalah Community: Organization/Community Development (CO/CD) atau lebih dikenal dengan
pengembangan masyarakat. Community Organization/Community Development adalah
suatu metode yang mempelajari tentang masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan
sumber serta potensi yang ada di masyarakat. karena metode ini merupakan salah
satu methode pekerjaan sosial yang tujuan utama untuk memperbaiki kualitas
hidup masyarakat melalui pemanfaatan,
pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada masyarakat serta penekan pada prinsip
partisipasi.
c. Statergi dan Taktik : Strategi merupakan serangkaian
aktivitas/kegiatan jangka panjang yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu : Sedangkan yang dimaksud dengan taktik adalah
suatu rangkaian terencana mengenai suatu aktivitas jangka pendek, terarah pada
tujuan, terencana, respon yang diharapkan dari masyarakat dapat diukur dan
terkait dengan sistem lain. Taktik dapat juga didefinisikan sebagai suatu
metode yang digunakan untuk memperoleh kemajuan suatu pengakhiran. Dalam hal
ini pratikan melakukan beberapa taktik yakni collaboration, campaign dan
contest. Collaboration berarti kerjasama yang erat dengan
masyarakat dan dengan sistem kegiatan sudah terjadi kesepakatan dan adanya
dukungan sistem sumber. Campaign merupakan suatu upaya untuk
memperngaruhi warga masyarakat rukun warga 03 untuk menyadari bahwa perubahan
memang benar-benar dibutuhkan dan dengan demikian ssistem sumber yang ada dapat
dialokasikan. Dan dalam hal ini pratikan melakukan persuasi yakni memperngaruhi
warga masyarakat untuk menerima dan mendukung suatu programyang akan dilakukan
di wilayah rukun warga 03.
d.Teknik : Teknik adalah cara atau langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam pengumpulan data dan dalam hal ini yang dilakukan sebagai berikut:
1.
Studi Dokumentasi : Pengajian kemiskinan
perkotaan di kelurahan Babakan Ciamis dilakukan dengan studi dokumentasi yang
diperoleh dari data sekunder yang ada di kantor kelurahan. Dalam kegiatan ini praktikan mengumpulkan
dan mempelajari data dari dokumen resmi yang tersedia di kelurahan. Data dari
dokumen tersebut digunakan untuk mendukung analisis masalah dan kebutuhan.
2. Tranceswalk : Kemudian proses pengumpulan data
dilanjutkan dengan melakukan transecwalk. Pada transecwalk ini pratikan
didampingi pedamping lapangan yakni bapak Aceng. Transecwalk bertujuan untuk mengamati
lingkungan wilayah antara lain kondisi rumah penduduk. potensi-potensi yang ada
wilayah setempat, sistem sumber, sarana transportasi, pelaynanan sosial,
infrastruktur, dan batas-batas wilayah.
3. Observasi : Berdasrkan hasil pengkajian transecwalk
maka langkah selanjutnya pratikan melakukan observasi dengan tujuan bahwa
pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan pengamatan yang dilakukan
bukan hanya kepada warga masyarakat tetapi juga pada obyek-obyek lain seperti
aktivitas-kativitas sehari-hari, perilaku warga masyarakat, perumahan,
interaksi masyarakat, infrastruktur yang dimiliki warga masyarakat, mata pencaharian,
jenis pekerjaan, potensi-potensi yang dimiliki warga masyarakat,
permasalahan-permasalahan yang ada, upaya penyelesaian masalah dan
sistem-siestem sumber yang tersedia di warga masyarakat yang dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan masalah dan untuk mengetahui batas-batas wilayah warga
masyarakat.
4. Wawancara. : Berdasarkan dari hasil pengkajian
observasi maka data yang diperolah tidak lengkap jika tidak dilakukan wawancara
secara mendalam dan dalam hal ini dilakukan wawancara terhadap aprat kelurahan,
tokoh masyarakat, tokoh agama, warga masyarakat, pengusaha makanan kecil, para
pedagang makanan, para pendatang dan pengurus PKK
5. MPA : Untuk kelengkapan pengumpulan data maka
dilakukan MAP dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan-kebutuhan,
harapan-harapan, potensi-potensi yang dimiliki oleh warha masyarakat dan
kekuatan-kekuatan dan sistem sumber yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan masalah maka dilakukan MPA. MPA
adalah suatu cara untuk melakukan assesmen terhadap permasalahan–permasalahan
dengan melibatkan masyarakat. Proses pelaksanaannya melalui beberapa tahapan
yaitu menemukenali masalah, menemukenali potensi, menganalisis masalah dan
mencari solusi pemecahan masalah. Masyarakat yang menentukan, merencanakan dan
memutuskan permasalahan yang dialami dan dirasakan, karena itu keikutsertaan
masyarakat dalam semua kegiatan menjadi tolok ukur yang penting masyarakat. Dalam MPA ini akan teridentifikasi
beberapa masalah kemudian ditentukan satu permasalahan yang paling penting dan
mendesak yang memerlukan penanganan dan tindak lanjut atau disebut juga dengan
prioritas masalah.
III.Kelompok Sasaran/PTG/Informan: Kelompok sasaran adalah
masyarakat yang berada di kawasan Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur
Bandung Propinsi Jawa Barat. Sumber Informan adalah
dari warga masyarakat Kelurahan Babakan Ciamis yakni dari para tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh remaja. aparat Kelurahan, Pengurus PKK, Tokoh
LPM, tokoh Musrembang para pendatang
atau para urban dan warga miskin yang berada di Kelurahan Babakan Ciamis
IV. Waktu
- Study Dokumentasi dilakukan pada:1) Tanggal 20 oktober 2010 hari rabu di kantor Kelurahan Babakan Ciamis, 2) Tanggal 21 oktober 2010 hari kamis di kantor Kelurahan Babakan Ciamis. 3) Tanggal 22 oktober 2010 hari Jum’at di Kelurahan Babakan Ciamis, 4) Tanggal 22 oktober 2010 hari jumat di Kelurahan Babakan Ciamis, 5) Tanggal 23 oktober 2010 hari sabtu di Ketua RW 07 dan Ketua RW 04 dikediaman masing-masing., 6) Tanggal 24 Otober hari minggu bertemu dengan Ketua RW 08 dan RW 01 di kediaman masing-masing., 7) Tanggal 25 oktober hari senin bertemu dengan Ketua RW 02, RW 03 dan RW 07 di kediaman masing-masing, 8) Tanggal 26 oktober 2010 hari selasa berkunjung ke kader-kader PKK dan tokoh remaja masjid Al Hira di kediaman masing dan 9) Tanggal 27 oktober 2010 hari rabu berkunjung ke Ketua PNPM, Ketua LPM dan Tokoh Agama di kediaman masing-masing
- Transecwalk dilakukan pada:: 1) Tanggal 02 Nopember 2010 hari Selasa di wilayah Rw 07, RW 08 dan RW 01., 2) Tanggal 3 Nopember 2010 hari Rabu di wilayah RW 02, RW.03 dan RW 04. dan 3) Tanggal 4 Nopember 2010 hari Kamis di wilayah RW 05 dan RW 06
- Observasi dilakukan pada: 1) Tanggal 8 Nopember 2010 hari Senin di wilayah RW01, 2) Tanggal 9 Nopember 2010 hari Selasa di wilayah RW0 dan 3) Tanggal 10 Nopember 2010 hari rabu di wilayah RW03, 4) Tanggal 11 Nopember 2010 hari Kamis di wilayah RW0, 5) Tanggal 12 Nopember 2010 hari Jum’at di wilayah RW05, 6) Tanggal 13 Nopember 2010 hari sabtu di wilayah RW06, 7) Tanggal 14 Nopember 2010 hari minggu di wilayah RW07 dan 8) Tanggal 15 Nopember 2010 hari Senin di wilayah RW08
- Wawancara dilakukan pada:
- 1) Tanggal 22 Nopember 2010 hari senin di wilayah RW 01 dan RW 02
- 2) Tanggal 23 Nopember hari selasa di wilayah RW 03 dan Rw 04
- 3) Tanggal 24 Nopember 2010 hari Rabu di wilayah RW 05 dan RW 06
- 4) Tanggal 25 Nopember 2010 hari rabu di wilayah RW07 dan RW 08
- MPA di lakukan pada :1) Tanggal 10 desember 2010 untuk menentukan wilayah sasaran pratikum (RW 03, 2) Tanggal 26 Desember 2010 untuk menentukan prioritas masalah di RW 03.
- Pengkajian kemiskinan perkotaan di Kelurahan Babakan Ciamis yang dilakukan melalui wawancara dilakukan di tempat-tempat seperti :Di kantor Kelurahan, pada saat kerja bakti, pada saat pengajian umum, pada saat pertemuan PKK di kantor kelurahan lantai dua. di rumah tokoh masyarakat, di rumah tokoh agama, di rumah tokoh remaja, di tempat-tempat kost, tempat kontrak, berkunjung di rumah penduduk, di warung kopi, di warung nasi, di warnet, di depan balai rukun warga, di lapangan volley, di gang-gang di mana para ibu dan bapak mengobrol, di tempat biasa remaja mangkal di jalan raya, di masjid atau mushhola dan pada saat ada pertemuan formal.
B. PROSES ASSESMEN
Pada proses
assesmen ini yang dilakukan pratikan adalah mengunpulkan data dari berbagai
sumber kemudian data akan diolah dan proses assesmen sebagai berikut:
1.
Study Dokumentasi
Penjajagan study dokumentasi dengan cara berkunjung ke kantor wilayah Kelurahan
Babakan Ciamis dan bertemu dengan Pak Lurah dan Sekretaris Kelurahan dan melakukan wawancara infromal dan mendapatkan informasi tentang gambaran
permasalahan yang ada di kelurahan babakan Ciamis. Dan pratikan diberikan
pedamping lapangan yakni bapak Aceng yang dianggap sangat mumpuni di lapangan
dan beliau sangat aktif di organisasi.
Berkenalan dengan bapak Aceng di kantor Kelurahan Babakan Ciamis dan melakukan diskusi dalam perkenalan ini
pratikan mendapatkan informasi, arahan dan bimbingan tentang semua hal yang
berkaitan dengan lingkungan dan situasi serta kondisi Kelurahan Babakan Ciamis.
Bertemu dan wawancara secara informal kepada Ibu Nining yakni Kepala Seksi
Pelayanan Umum Kelurahan Babakan Ciamis dan mendapatkan data permasalahan
Sosial di wilayah Kelurahan Babakan Ciamis
Kemudian bertemu dan melakukan wawancara informal kepada Kepala Seksi
pemerintahan dan mendapatkan informasi tentang kondisi permasalahan yang ada di
wialyah kelurahan babakan Ciamis, mendapatkan
data monografi dan peta wilayah Kelurahan Babakan Ciamis.
Kemudian bertemu dan berdisdkusi dengan ketua tim
penggerak PKK Kelurahan dan para kader di masjid Al Hira pada saat acara
pengajian bersama dan mendapatkan informasi tentang kondisi warga masyarakat di
Kelurahan Babakan Ciamis.
Berkunjung ke Ketua Musrenbang, Ketua PNPM, Ketua LPM, dan Para Ketua RW
dan Tokoh Agama di kediaman masing-masing dan diperoleh informasi permasalahan,
penyelesaian konflik, demokrasi, dana pembangunan, kondisi dan situasi
masyarakat dan program-program pemerintah
2.
Transecwalk
Kemudian pratikan melakukan
transecwalk dengan tujuan mengamati lingkungan wilayah antara lain
kondisi rumah penduduk. potensi-potensi yang ada wilayah setempat, sistem
sumber, sarana transportasi, pelayanan sosial, infrastruktur, dan batas-batas wilayah, dalam transecwalk
ini pratikan didampingi oleh Bapak Aceng.
Pada malam harinya pratikan mengadakan silaturahmi kepada tokoh
masyarakat, masyarakat yang memiliki pengaruh dalam kehidupan masyarakat, pihak
aparat dan kepada tokoh masyarakat. Silaturahmi ini selain untuk menggali
informasi juga untuk menjalin kerjasama dan memperoleh dukungan selama
melakukan melakukan pratikum.
Selain itu pratikan juga melakukan sosialisasi melalui acara-acara non
formal yakni melakukan kunjungan ke tempat biasa bapak dan ibu warga masyarakat
melakukan komunikasi seperti pada saat nonton bareng bola di warung kopi dan
pada saat ibu-ibu sedang belanja serta di lapangan volly dan depan balai rukun
warga.
3.
Observasi
Setelah itu pratikan melakukan observasi yakni pengamatan secara mendalam
di wilayah kelurahan Babakan Ciamis antara lain mengamati aktivitas sehari-hari
masyarakat setempat, seperti pekerjaan, jenis pekerjaan, lokasi pekerjaan, kerjasama antar warga masyarakat, interaksi
yang terjadi, komunikasi antar warga, konflik yang mungkin terjadi, tempat
berkumpul warga masyarakat, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh warga
setempat, kebiasan, tradisi masyarakat, kondisi rumah, cara pemenuhan kebutuhan
pangan, cara memperoleh kebutuhan pangan, infrastruktur dan pertemuan-pertemuan
formal.
Semua data yang diperoleh kemudian didokumentasikan, dicatat, dipahami dan
dikaji namun semua data-data yang telah diperoleh tersebut tidak sempurna jika
tidak dilakukan wawancara mendalam untuk itulah pratikan melakukan wawancara
mendalam kepada warga masyarakat.
4.
Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam dilakukan oleh pratikan untuk menambah kelengkapan
informasi yang dibutuhan. Wawancara mendalam dilakukan untuk mengetahui informasi dari sudut padang
warga setempat mengenai beberapa hal yakni tentang masalah-masalah yang
dihadapi, di wilayah mana yang terdapat masalah yang urgen yang mebutuhkan
penangan segera, untuk mengetahui konfik-konflik internal yang mungkin timbul,
menggali informasi tentang kebutuhan-kebutuhan masyarakat, potensi-potensi yang
ada, pelayanan-pelayanan sosial masyarakat yang dapat diakses, menggali
informasi tentang sistem sumber.
Wawancara mendalam dilakukan kepada lima belas warga masyarakat yang
meliputi para tokoh masyarakat, aparat, warga masyarakat, para pedagang dan
pendatang
Silaturahmi dan berkunjung ke rumah bapak Oki ketua RW 08 untuk memperoleh
dukungan. Kepercayaan dan kerjasama. Dalam kunjungan ini diperoleh informasi
tentang kondisi dan situasi Kelurahan Babakan Ciamis dan kondisi dan situasi RW
08.
Kemudian berkunjung dan silahturahmi ke rumah bapak Rw 01 untuk menggalang
dukungan, kepercayaan dan kerjasama dan dalam kunjungan ini diperoleh informasi
tentang kondisi Kelurahan Babakan Ciamis dan khususnya kondisi RW 01
Berkunjung dengan ibu ketua RW 03 di rumah beliau yang terletak di depan
kost pratikan dan mohon ijin untuk melakukan pratikum dan sambil
bersilahturahmi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dan memperoleh
kerjasama serta dukungan dan diperoleh informasi tentang semua hal yang
berkaitan dengan wilayah RW.03.
Berkunjung ke Pak RT.04 selaku salah satu
pemangku kepentingan di di RW 03
dan kebetulan pratikan menempati kost di wilayah RT.04 dan mohon ijin untuk
melakukan pratikum, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pratikan,
menggalang kepercyaan, menggalang dukungan dan menghimpun kerjasama agar selama
pratikum semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Dan dalam kunjungan ini
di peroleh informasi tentang permasalahan-permasalahan yang ada di RW 03 Kelurahan
Babakan Ciamis
Berkunjung dan bertemu dengan Ibu RW 02 dengan tujuan untuk menggalang
kepercayaan, dukungan dan kerjasama dan dalam kunjungan ini diperoleh informasi
tentang kondisi dan situasi kelurahan Babakan Ciamis dan khususnya RW 01
Berkunjung dan bertemu dengan ketua pembangunan atau ketua Musrenbang dan
sekaligus tokoh agama dan tokoh penididkan yang disegani oleh masyarakat yaitu
bapak Yuyus selain silahturhmi ini pratikan menggalamg kepercayaan. Dukungan
dan kerjasama dan mohon petunjuk tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi
dan situasi di Kelurahan Babakan Ciamis dan silahturahmi dipeolrh informasi
tentang program-program pemerintah.
Bertemu dan berkunjung ke bapak Mashuri seorang tokoh pendidikan yang dulu
pernah mejabat sebagai Menteri Pendidikan pada era tahun 1970 an dengan tujuan
untuk memperoleh dukungan, kepercayaan dan menjalin kerjasama serta di peroleh
informasi tentang kondisi dan situasi Kelurahan Babakan Ciamis.
Berkunjung dan bertemu dengan Ibu RW 07 dengan tujuan untuk menggalang
kepercayaan, dukungan dan kerjasama dan dalam kunjungan ini diperoleh informasi
tentang kondisi dan situasi kelurahan Babakan Ciamis dan khususnya RW 07dan RW
06.
Berkenalan dengan tokoh remaja di masjid Al Hira yakni bapak Nanang yang
merupakan tokoh karang taruna yang sedang vakum
dan dipeoleh informasi tentang wilayah-wilayah di setiap RW se Kelurahan
Babakan Ciamis.
Bertemu dan berkenalan dengan saudara Wahyu, Anik, Titin yakni penguhuni
kost atau mereka adalah para pendatang di Kelurahan Babakan Ciamis.
Berkenalan dengan ibu Entin dan Ibu Nenden warga kelurahan Babakan Ciamis
dan beliau adalah pedagang warung
makanan kecil dan minuman ringan percakapan di lakukan di warung.
Berkunjung ke ibu-ibu yang memiliki warung di rumah dan di luar rumah yakni
ibu Saodih pemilik warung kelontong, ibu Usup pemilik warung gorengan dan bapak
Agus menjual lontong sayur percakapan dilakukan di warung masing-masing. Kedua
ibu ini sangat familiar dan terbuka memberikan memberiakan dukungan seperti
bersedia membuat makanan kecil intuk rapat.
5.
Melakukan MPA
MPA adalah suatu cara untuk melakukan assesmen terhadap permasalahan–permasalahan dengan
melibatkan masyarakat.
Proses pelaksanaannya melalui beberapa tahapan yaitu mengidentifikasi
klasifikasi kesejahteraan sosial, menemukenali masalah, menemukenali potensi,
menganalisis masalah dan mencari solusi
pemecahan masalah. Dan proses MPA dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Pratikan
mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan memperkenalkan rekan-rekan yang membantu
- Pratikan
menjelaskan maksud dan tujuan MPA
- Mulai
diskusi yakni mengindentifikasi klasifikasi kesejahteraan sosial menurut warga
masyarakat.
-
Mengidenfikasi
semua permasalahan yang ada di masyarakat dan menggolongkan masalah-masalah
yang sama kemudian memberikan tittle
- Memberikan
penilaian sesuai dengan urgenitas masalah, nilai tertinggi untuk masalah yang
dianggap sangat penting dan memerlukan penanganan segera.
-
Dipilih
satu masalah yang sangat penting atau prioritas masalah.
Masyarakat yang menentukan, merencanakan dan memutuskan permasalahan yang
dialami dan dirasakan, karena itu keikutsertaan masyarakat dalam semua kegiatan
menjadi tolok ukur yang penting masyarakat.
C. HASIL ASESMEN
Berdasarkan asesmen awal dengan menggunakan
berbagai teknik pengukuran maka terdidenfikifasi permasalahan-permasalahan yang
dialami oleh warga masyarakat sebagai berikut:
Hasil Asesmen
Berdasarkan Prioritas Masalah
NO
|
Jenis Masalah
|
1
|
Kekurangan modal usaha
|
2
|
Tingginya arus urbanisasi
|
3
|
Tingginya angka pengannguran
|
4
|
Rendahnya kesehatan masyarakat
|
5
|
Terdapat banyak keluarga miskin
|
6
|
Balita kekurangan gizi/gizi buruk
|
7
|
Rendahnya sanitasi lingkungan
|
.
A.
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
Kuranya Modal Usaha
Masyarakat
di lingkungan RW 03 sangat membutuhkan modal usaha karena menurut mereka jika
ada modal usaha maka kehidupan mereka akan berubah sebab rata-rata masyarakat
memiliki keahlian terutama ibu-ibu sebagian besar memiliki keahlian dalam
membuat aneka makanan kecil, minuman dan berjualan warung nasi meskipun mereka
berjualan hanya dengan modal yang seadanya.
2.
Tingginya Arus Urbanisasi
Tingkat
urbanisasi di lingkungan RW 03 mencapai
50% dari perbandingan jumlah
penduduk asli dan yang menjadi pemicunya
adalah banyaknya industri dan pusat perdagangan jasa yang letaknya sangat
berdekatan dengan RW.03
Penduduk
asli kalah dalam persaingan bursa kerja dikarenakan para pendatang memiliki
penampilan yang lebih menarik, pendidikan lebih tinggi, adanya koneksi, keinginan
untuk mengadu nasib di kota dan para pengusaha lebih tertarik menerima tenaga
kerja dari luar daerah Kelurahan Babakan Ciamis.
Urbanisasi
menimbulkan ketimpangan sosial di masyarakat namun disisi lain memberikan
manfaat bagi para orang kaya di lingkungan sekitar karena dengan adanya para
urbanisasi ini maka para orang kaya mendirikan kost-kostan dengan harga yang
relatif tinggi yakni minimal adalah Rp.400.000,- per kamar per
bulannya.
Perbandingan Penduduk Dengan Urbanisasi
No
|
RT
|
Jumlah rumah yang di kostkan
|
Jumlah
Penduduk RW 03
|
Jumlah pendatang
/urban
|
Jumlah penduduk
RW 03
|
1
|
01
|
13
|
72
|
27
|
99
|
2
|
02
|
1
|
83
|
35
|
118
|
3
|
03
|
8
|
86
|
45
|
131
|
4
|
04
|
4
|
96
|
50
|
146
|
5
|
05
|
7
|
84
|
55
|
139
|
6
|
06
|
9
|
31
|
15
|
46
|
7
|
07
|
12
|
85
|
55
|
140
|
Jumlah:
|
52
|
537
|
282
|
819
|
Dari tabel
diatas dapat terlihat pada jumlah para urbanisasi di RW 03 sangat tinggi bahkan
mencapai 52,51% dan para urban ini memiliki ketrampilan dan pendidikan tinggi
serta berpenampilan menarik.
Namun ada
sisi lain dari para
urbanisasi ini yakni memberikan manfaat lain yang berupa
finansial karena para pendatang lebih banyak membeli makanan, nasi bungkus dan
minuman ringan yang dijuali-belikan oleh warga stempat dengan harga yang
relatif sangat murah sebab harga nasi, sayur dan telur goreng plus minuman
hanya seharga Rp.6.000,- (enam ribu rupiah) sedangkan makanan kecil hanya
berkisar Rp.500,- s/d Rp.1.000.000,- (seribu rupiah)
3.
Tingginya Angka Pengngguran
Tingginya
angka pengangguran di wilayah
RW 03 lebih dikarenakan karena faktor persaingan dengan para pendatang yang memiliki
penampilan menarik, berijasah lebih tinggi, ketrampilan berbahasa, koneksi dan
usia perbedaan usia yag sangat mencolok. Tingginya angka penggangguran dapat
dijelaskan sbb:
Tingginya Angka Pengangguran
No
|
Infra
Struktur
|
Tenaga
Kerja
|
Usia
Tenaga Kerja
|
Jenis
Pendidikan
|
|||
RW03
|
Urban
|
RW03
|
Urban
|
RW 03
|
Urban
|
||
1
|
BIP
|
-
|
65
|
25-30
|
20-25
|
SMA
|
D-3 & S1
|
2
|
ITC
|
-
|
50
|
25-30
|
20-25
|
SMA
|
D1
|
3
|
Pabrik Kina
|
-
|
29
|
20-30
|
20-30
|
SMA
|
D-3 & S1
|
4
|
Pabrik Es
|
-
|
25
|
20-25
|
20-30
|
SMA
|
D-3 & S1
|
5
|
Hotel Kenanga
|
-
|
20
|
20-25
|
20-25
|
SMA
|
D-3 & S1
|
6
|
Hotel Vrue Palace
|
-
|
24
|
20-25
|
20-25
|
SMA
|
D3
|
7
|
Kartika Sari
|
-
|
6
|
20-25
|
20-25
|
SMA
|
SMA
|
8
|
Securiti
|
-
|
10
|
20-40
|
20-25
|
SMA
|
D3
|
9
|
Bank BNI
|
-
|
15
|
20-30
|
20-25
|
SMA
|
D-3 & S1
|
10
|
Polsek
|
2
|
6
|
20-25
|
20-30
|
SMA
|
S1
|
11
|
Balai Kota
|
10
|
32
|
20-35
|
20-35
|
SMA
|
S1
|
Jumlah
|
12
|
282
|
Dari data
tersebut diatas dapat terlihat bahwa rata-rata para pendatang berusia 20 tahunan sampai dengan 35 tahunan sedangkan warga masyarakat setempat yang melamar pekerjaan memiliki usia diatas 30 tahunan sampai dengan 40 tahunan dan sudah menikah serta memiliki anak dan cucu.
Pendidikan
rata-rata masyarakat adalah sekolah
sekolah menengah atas sedangkan pendatang memiliki pendidikan D3 dan S1 sesuai dengan kebutuhan
administrasi yang ditetapkan oleh para pengusaha namun meskipun warga masyarakat memiliki pendidikan
sekolah menengah ataspun para pengusaha tetap memilih para pendatang sebab para
pendatang dianggap lebih memiliki daya tarik tersendiri dan mampu bekerja keras
dengan tidak menuntut gaji tertentu.
Para
pendatang juga memiliki semangat yang luar biasa dalam sektor pekerjaan
informal dan mereka hampir mengisi semua lowongan pekerjaan.
4.
Rendahnya Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
RW 03 memiliki kesehatan yang relatif rendah sebab pelayanan kesehtan hanya
sebulan sekali pada saat diadakan posyandu itupun hanya untuk para lansia
sedangkan yang masih usia produktif belum terpenuhi kebutuhan pelayanan di
bidang kesehatan padahal mereka adalah golongan kelurga miskin yang tidak mampu
membayar pengobatan di rumah sakit untuk itu mereka membutuhkan Askeskin .
Program
Askeskin sangat dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat Kelurahan Babakan
Ciamis Kecamatan sumur sehingga kehadiran dari program ini sangatlah tepat
sasaran dan warga masyakarat sangat
mengharapakan program tetap berlangsung dan jangan memiliki nasib seperti
program bantuan tunai langsung yang sudah dihentikan oleh pemerintah.
Program
Askeskin di RW.03 dimanfaatkan oleh 47 kepala keluarga miskin dan masih ada 53 keluarga miskin yang belum menerima manfaat program Askeskin ini dikarenakan
kurang persayaratan namun demikian pada tahun 2010 ini sudah diajukan tambahan
penerima program Askeskin sampai ke
tingkat Kelurahan. Namun kepemilikan Askeskin terkendala dengan
tidak adanya kepemilikan KTP.
5.
Banyaknya Keluarga Miskin
Terdapat 67
kepala keluarga miskin di RW 03 Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur
Bandung yang memerlukan perhatian pemerintah dan pemangku kepentingan di
wilayah ini sebab keluarga miskin ini memiliki permasalahan yang sangat
kompleks.
Penyebab
pertama adalah pendidikan yang relatif rendah yakni sekolah menengah pertama sedangkan bursa tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah yang memiliki jenjang pendidikan sekolah menengah atas dan sarjana meskipun
hanya bekerja di pertokoan, kawasan pujasera, bengkel dan sebagai tenaga
pemasaran kendaraan roda dan roda empat.
Arus
urbanisasi yang tinggi juga menyebabkan masyarakat setempat tidak dapat
menembus bursa lowongan pekerjaan yang sebenarnya banyak tersedia di wilayah
ini karena lokasi masyarakat berada di pusat perbelanjaan kota bandung baik
pusat perbelanjaan pangan, sandang, terdapat juga dealer Yamaha, dealer Honda,
bengkel sepeda motor, bengkel mobil dan perhotelan.
Usia tenaga
kerja yang tersedia rata-rata diatas tiga puluh sampai dengan lima puluh tahun
dengan status sudah menikah dan memiliki penampilan yang kurang menarik serta
tidak memiliki koneksi dan meiliki pergaulan yang terdapat sehingga masyarakat
kurang dapat menyerap informasi di bursa kerja sebagai tenaga kerja informal.
Adanya
faktor mudah cepat putus asa atau frustasi karena sudah jenuh melamar pekerjaan
yang diinginkan tetapi tidak mendapatkan respon dari pihak pengusaha sampai
detik ini padahal dari pihak ketua
pemangku kepentingan wilayah juga telah melakukan upaya-upaya sperti
melalui pendekatan kepada para pemiliki usaha di lingkungan perdagangan jasa
dan elektronik ini
6.
Kekurangan MCK/Sanitasi
Keberadaan MCK masih dirasakan kurang karena kebutuhan MCK sangat membantu masyarakat
untuk kepentingan mandi, cuci dan kakus dan pengguna dari MCK ini sebanyak 67 kepala keluarga dengan jumlah
anggota keluarga rata-rata per kepala keluarga adalah 5 orang dengan demikian
jumlah yang menggunakan MCK ini sebanyak 335 jiwa sedangkan jumlah MCK saat ini
hanya 6 buah. MCK yang sudah tersedia dibangun dari dana PNPM dan Musrenbang.
Masyarakat
mengaharapkan dibangun lagi sekitar tiga atau empat lagi MCK di lingkungan
mereka tinggal. Saat ini mereka memiliki lima buah MCK hasil pembangunan dari
dana Musrembang dan PNPM namun dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa sangatlah tidak seimbang dengan
kebutuhan mereka.
Para
pemangku kepentingan sudah memikirkan penamambahan keberadaan MCK yag dibutuhkan oleh warga sekitar namun masih menunggu dana
pembangunan dan akan mulai dipikirkan untuk pembangunannya dua tahun mendatang
sebab dana pembangunan yang ada saat ini masih diperuntukan untuk pembangunan
jalan kampung agar lingkungan terliat bersih, asri dan tidak becek ketika hujan
selain itu dana pembangunan masih dipeuntukan untuk pembangunan gorong-gorong saluran air agar di musim hujan tidak terjadi banjir lagi dari
resapan aliran sungan yang mengelilingi wilayah RW.03
7.
Rendahnya Gizi Balita/Gizi Buruk
Masyarakat
mengharapkan penambahan gizi untuk para balita sebab dari keluarga miskin
kebutuhan akan gizi balita belum dapat tercukupi dengan baik.
Selain itu
mereka juga mengaharapkan ada donatur
yang berkenan membantu untuk penambahan gizi makanan bagi para balita
yang berjumlah 151 balita
dan merupakan jumlah balita terbanyak di kelurahan
Babakan Ciamis sedangkan penambahan gizi yang diterima hanya sebulan sekali dan
penberian tambahan gizi masih dirasakan kurang memenuhi satandar kalori yang
dibutuhkan oleh para balita.
Masyarakat
RW 03 tergolong sangat produktif sebab
terliat pada usia dibawah tiga puluh tahun banyak terlihat para keluarga sudah
meililiki tiga sampai empat orang anak dan tiga diantaranya masih berusia
balita sedang banyak terdapat orang tua dari anak balita tersebut yang tidak
bekerja.
Namun
disisi lain keberadaan balita yang relatif sangat banyak ini juga menguntungkan
para pedangan yang beradara di sekitar wilayah mereka yang berjualan aneka
makan kecil, minuman kecil dan makanan seperti bubur ayam, cimol, tajil atau
tahu yang dipotong kecil, jagung yang dicampur parutan kelapa, cak kue, ketela
yang dicampur dengan parutan kelapa, nasi kuning, nasi rames, lontong kari,
bakso, mie rebus dan aneka makanan sebangsa chiki.
REFLEKSI:
Dari semua
kegiatan yang dilakukan oleh pratikan mulai dari studi dokumnetasi, observasi, transecwalk,
wawancara mendalam dan MPA dipeoloreh kepercayaan, dukungan dan kerjasama dari berbagai
elemen masyarakat.
Hasil MPA ke dua dipeoleh prioritas masalah di RW.03
yakni modal usaha.
Kesan dan
pengalam selama asesman para tokoh masyarakat sangan terbuka memberikan
informasi, dukungan data dan mensuport pratikan tetapi ada dua masyarakat yang
masih tertutup dengan hal hal yang berkaitan dengan wilayahnya.
Masyarakat
mengganggap bahwa kegiatan mahasiswa di lapangan selaku dikaitkan dengan dana
namun setelah dijelaskan masyarakat bisa mengerti dan tetap memberikan dukungan
penuh dalam bekerjasama.
Yang
paling mengesankan adalah selama melakukan diskusi pratikan selalu diberikan
oleh-oleh ketika pulang dan diberi makanan kecil hampir setiap hari di tempat
kost padahal ini wilayah perkotaan di mana rasa induvidualistik masih sangat
kental.
Pertemuan
pratikan dengan para pedagang dari Jawa membuat pratikan mudah mendapatkan
informasi dan mendapatkan petunjuk untuk menghubungi masyarakat yang memiliki
pengaruh sangat kuat di masyarakat.
Sumber :
- Jurusan PSM STKS Bandung,2008,Tehnologi Pengembangan Masyarakat Manual Praktek 2,Kopma, Bandung.
- Data Pendunduk RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
- Hasil Obeservasi Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
- Hasil Transekwalk Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
- Hasil Study Dokumentasi Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
- Hasil MPA Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
- Hasil Indeph Pratikan di RW 03 RW.I Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung
- Sugiono.Prof.Dr., 2005, Memahami Peneltian Kwalitatif, Alfabeta, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar