Senin, 14 Maret 2016

Mengenali Perilaku Manipulatif


3 Metode:
Manipulasi merujuk pada usaha untuk memengaruhi perilaku atau tindakan orang lain secara tidak langsung. Sebagai manusia, penilaian kita biasanya dipengaruhi oleh emosi, sehingga kita sulit melihat realitas di balik agenda atau motif tersembunyi dalam perilaku yang berbeda. Aspek mengendalikan yang dikaitkan dengan manipulasi kadang sangat halus dan luput dari perhatian, tersembunyi di balik perasaan tanggung jawab, cinta, atau kebiasaan. Anda dapat mengenali tanda-tandanya supaya tidak menjadi korban.
Metode 1 dari 3: Memperhatikan Perilaku Orang Manipulatif
1
Perhatikan apakah dia selalu ingin Anda yang bicara lebih dahulu. Orang manipulatif ingin mendengar apa yang Anda katakan sehingga dia dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan Anda. Dia akan mengajukan pertanyaan menyelidik sehingga Anda akan membicarakan tentang pendapat dan perasaan pribadi. Pertanyaan ini biasanya dimulai dengan “apa”, “mengapa”, atau “bagaimana”. Respons dan tindakannya biasanya didasarkan pada informasi yang Anda berikan.[1]
·         Namun, sikap yang mendorong Anda untuk bicara lebih dahulu tidak lantas dianggap manipulasi. Pertimbangkan juga hal-hal lain yang dia lakukan.
·         Orang manipulatif tidak banyak mengungkapkan informasi pribadi selama percakapan, dia akan lebih berfokus pada Anda.
·         Jika perilakunya yang seperti itu terjadi hampir di semua percakapan, mungkin itu adalah tanda manipulasi.
·         Walaupun pertanyaan yang dia ajukan tampak seperti ketertarikan tulus, harap diingat bahwa mungkin ada agenda tersembunyi di baliknya.
2. Perhatikan apakah dia menggunakan pesonanya untuk mencapai segala sesuatu. Sebagian orang memang sudah pada dasarnya memesona, tetapi manipulator menggunakan pesonanya untuk mendapatkan sesuatu. Mungkin dia memuji Anda sebelum mengajukan permintaan. Mungkin dia memberi hadiah kecil atau kartu ucapan sebelum meminta sesuatu atau mengatakan bahwa dia akan melakukan sesuatu yang menyenangkan agar orang lain mengerjakan sesuatu untuknya.[2]
·         Misalnya, ada orang yang memasakkan makan malam lezat dan bersikap sangat manis sebelum meminta uang atau bantuan dalam mengerjakan proyek.
3
Waspadai perilaku memaksa. Manipulator akan mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu dengan paksaan atau ancaman. Mungkin dia akan meneriaki, mengkritik, atau mengancam agar orang lain melakukan sesuatu untuknya. Dia bisa mulai dengan mengatakan, “Kalau kamu tidak melakukannya, aku akan ___” atau “Aku tidak akan ___, sampai kamu___”. Taktik ini mungkin tidak hanya digunakan untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu, tetapi juga untuk menghentikan orang tersebut melakukan tindakan tertentu.[3]
4
Ketahui caranya menangani fakta. Jika seseorang memanipulasi fakta atau mencoba membanjiri Anda dengan fakta dan informasi, bisa saja dia sedang berusaha memanipulasi Anda. Fakta dapat dimanipulasi dengan berbohong, berkilah, menahan informasi, atau melebih-lebihkan. Manipulator bisa saja bersikap seperti ahli pada subjek tertentu dan membombardir Anda dengan fakta dan statistik. Dia melakukan itu agar merasa lebih unggul dari Anda.[4][5]
5
Perhatikan apakah dia selalu bermain sebagai martir atau korban. Mungkin dia melakukan apa yang tidak Anda minta, kemudian menggunakannya untuk memanfaatkan Anda. Dengan "memberi bantuan", dia beranggapan Anda harus membalas kebaikannya dan akan mengeluh jika Anda tidak mau.[6]
·         Seorang manipulator mungkin akan mengeluh dan mengatakan, “Aku merasa sangat diabaikan/tersakiti/dizalimi, dsb.” dalam upaya memperoleh simpati dan membuat Anda melakukan sesuatu untuknya.
6
Pertimbangkan apakah kebaikannya bersyarat. Mungkin dia bersikap manis dan baik jika Anda mengerjakan sesuatu dengan cukup baik, tetapi akan mengamuk jika Anda melakukan kesalahan. Manipulator jenis ini tampaknya bermuka dua, sisi yang satu seperti malaikat ketika ingin disukai dan satunya lagi menyeramkan bila ingin ditakuti. Semua tampak baik-baik saja sampai Anda mengecewakan harapannya.
·         Anda seperti berjalan di ujung tanduk, takut membuat dia marah.
7
Amati pola tingkah lakunya. Semua orang pernah melakukan sesuatu yang manipulatif, paling tidak sekali. Akan tetapi, orang yang memang manipulator melakukannya sepanjang waktu. Manipulator memiliki agenda pribadi dan sengaja mengeksploitasi orang lain untuk memperoleh kekuasaan, kendali, dan keuntungan dengan mengorbankan orang tersebut.[7] Jika perilaku seperti ini terjadi secara reguler, dia mungkin seorang manipulator.
·         Bila Anda dimanipulasi, hak atau minat Anda biasanya dikorbankan dan tidak dianggap penting oleh si manipulator.
·         Ketahui bahwa perilaku manipulatif mungkin dipengaruhi oleh gangguan atau penyakit mental. Misalnya, orang yang sedang depresi mungkin kehilangan kendali tanpa maksud manipulatif, dan orang dengan gangguan hiperaktivitas dan pemusatan perhatian (ADHD) mungkin kesulitan mengecek suratnya setiap hari. Ini tidak menjadikan mereka orang yang manipulatif.
Metode 2 dari 3: Menilai Komunikasi Anda dengan Manipulator
1. Sadari apakah Anda dibuat merasa tidak layak atau dikritik. Teknik umum manipulator adalah mengganggu dan mengecilkan Anda untuk membuat Anda merasa tidak berharga. Apa pun yang Anda lakukan, dia selalu dapat menemukan kesalahan. Tidak ada yang bisa Anda lakukan dengan cukup baik. Bukannya menawarkan saran berguna atau kritik membangun, dia hanya menunjuk sisi negatif Anda.[8]
·         Ini juga bisa dilakukan lewat sarkasme dan lelucon. Seorang manipulator mungkin membuat lelucon tentang Anda, dari pakaian, mobil, pekerjaan, keluarga, penampilan, dan sebagainya. Walaupun komentar tersebut disamarkan sebagai humor, namun humor itu digunakan untuk menyerang Anda. Anda menjadi sasaran leluconnya, dan lelucon itu digunakan untuk membuat Anda memandang rendah diri sendiri.
2. Perhatikan apakah Anda didiamkan. Seorang manipulator menggunakan sikap diam untuk mengambil kendali. Mungkin dia sering mengabaikan telepon, pesan, dan surel dari Anda. Ini dilakukan untuk membuat Anda merasa gelisah atau untuk menghukum Anda karena telah melakukan kesalahan. "Sikap diam" berbeda dengan menjaga jarak untuk menenangkan diri dan kemudian melanjutkan komunikasi lagi, sikap diam di sini digunakan sebagai cara untuk membuat orang lain merasa tak berdaya.
·         Sikap diam mungkin dipicu oleh tindakan Anda, tetapi mungkin juga tidak. Jika si manipulator ingin membuat seseorang merasa tidak berharga, dia hanya perlu memutuskan komunikasi tanpa alasan jelas.
·         Jika Anda menanyakan alasan sikap diamnya, dia mungkin menyangkal ada yang salah atau mengatakan bahwa pertanyaan Anda tidak masuk akal atau Anda paranoid.[9]
3
Ketahui jika dia berusaha membuat Anda merasa bersalah. Rasa bersalah digunakan untuk membuat Anda merasa bertanggung jawab atas tingkah laku si manipulator. Rasa bersalah juga membuat Anda berperan dalam membentuk emosinya, misalnya kebahagiaan, kegagalan, kesuksesan, kemarahan, dan sebagainya. Pada akhirnya Anda akan merasa berkewajiban untuk melakukan apa pun demi dia walaupun itu sesuatu yang tidak masuk akal.[10]
·         Manipulator biasanya membangkitkan rasa bersalah dengan pernyataan seperti “Kalau saja kamu lebih pengertian, kamu pasti akan ___”, “Kalau kamu benar-benar mencintaiku, kamu akan ___” atau “Aku melakukan ini untukmu, kenapa kamu tidak melakukan hal yang sama untukku?” (padahal Anda tidak memintanya).
·         Jika Anda menyetujui sesuatu yang dalam keadaan normal tidak akan Anda lakukan atau membuat Anda tidak nyaman, mungkin Anda sudah menjadi korban manipulasi.
4
Sadari apakah Anda selalu meminta maaf. Seorang manipulator dapat membalikkan situasi untuk membuat Anda merasa telah berbuat salah. Ini dilakukannya dengan menyalahkan Anda karena sesuatu yang tidak Anda lakukan atau membuat Anda merasa bertanggung jawab atas situasi tertentu. Misalnya, Anda dan dia telah berjanji untuk bertemu jam 1 siang, tetapi dia baru muncul dua jam setelahnya. Anda menanyainya, dan dia menjawab dengan, “Kamu benar. Aku tidak pernah melakukan sesuatu dengan baik. Aku tidak tahu kenapa kamu masih mau bicara padaku. Aku tidak berhak bersamamu.” Sekarang dia membuat Anda merasa bersimpati dan mengubah arah pembicaraan.[11]
·         Manipulator juga cenderung salah mengartikan apa pun yang Anda katakan dengan cara paling buruk, yang dapat membuat Anda minta maaf atas apa yang Anda katakan.
5
Sadari apakah dia selalu membandingkan Anda dengan orang lain. Dalam upaya membuat Anda melakukan sesuatu, dia mungkin mengatakan bahwa Anda tidak sebanding dengan orang lain. Mungkin dia juga mengatakan bahwa Anda akan tampak bodoh jika tidak melakukan satu hal tertentu.[12] Ini dilakukannya untuk membuat Anda merasa bersalah dan menekan Anda untuk melakukan apa yang dia minta.[13]
·         “Orang lain akan ___” atau “Kalau aku minta bantuan Meri, pasti dia mau”, atau “Semua orang bilang itu bagus kecuali kamu” adalah berbagai perbandingan untuk membuat Anda melakukan sesuatu.
Metode 3 dari 3: Menghadapi Orang Manipulatif
1.                             
1
Ketahui bahwa Anda bisa mengatakan “tidak”. Seorang manipulator akan terus memanipulasi Anda selama Anda mengizinkan. Anda harus mengatakan “tidak” untuk melindungi kewarasan Anda. Lihatlah ke cermin dan latihan mengatakan “Tidak, aku tidak bisa membantumu” atau “Tidak, cara itu tidak akan berhasil untukku”.[14] Anda harus membela diri, dan Anda berhak mendapat respek.
·         Anda seharusnya tidak merasa bersalah jika menjawab “tidak”. Itu hak Anda.
·         Anda bisa menolak dengan sopan. Bila seorang manipulator meminta Anda melakukan sesuatu, katakan “Aku mau saja, tapi aku sibuk sekali bulan depan” atau “Terima kasih, tapi tidak”.
2. Tetapkan batasan. Manipulator yang menemukan ketidakadilan dan sedang terpuruk akan berusaha memperoleh simpati Anda untuk dimanfaatkan demi kepentingannya sendiri. Dalam kasus ini, dia akan mengandalkan perasaan "tidak berdaya" dan mencari bantuan dari Anda, baik bantuan keuangan, emosional, dan lain-lain. Waspadai sikap seperti itu dan komentar seperti “Hanya kamu yang kumiliki” dan “Tidak ada lagi yang bisa kuajak bicara”, dan sebagainya. Anda tidak memiliki kewajiban atau kesanggupan untuk memenuhi kebutuhannya sepanjang waktu.
·         Jika dia mengatakan “Tidak ada lagi yang bisa kuajak bicara”, cobalah menjawab dengan contoh konkret:
·         “Ingat waktu kemarin Citra datang untuk bicara denganmu sesorean? Dan Sari bilang dia akan senang menemanimu ngobrol di telepon setiap kali kamu butuh didengarkan. Aku mau saja bicara denganmu sampai lima menit ke depan, tapi setelah itu aku ada janji yang tidak bisa dilewatkan.”
3
Jangan menyalahkan diri sendiri. Manipulator akan berusaha membuat Anda tidak layak. Ingat bahwa Anda dimanipulasi agar merasa tidak berharga, dan masalahnya bukan pada Anda. Ketika Anda mulai merasa tidak senang pada diri sendiri, sadari apa yang terjadi dan pulihkan perasaan Anda.[15]
·         Tanyakan ini pada diri Anda, “Apakah dia memperlakukan aku dengan respek?”, “Apakah permintaan dan harapannya masuk akal”, “Apakah hubunganku dengannya berjalan satu arah?”, “Apakah dalam hal ini aku merasa berharga?”
·         Jika jawabannya “tidak”, kemungkinan yang menjadi masalah dalam hubungan tersebut adalah si manipulator, bukan Anda.
4
Tunjukkan sikap tegas. Manipulator biasanya memelintir dan membelokkan fakta untuk membuat dirinya tampak lebih menarik. Ketika Anda merespons pembelokan fakta, cari klarifikasi. Jelaskan bahwa fakta yang Anda ingat tidak seperti itu dan Anda ingin sekali mengetahui hal itu lebih jauh. Ajukan pertanyaan sederhana, seperti kapan Anda berdua sepakat pada suatu masalah, bagaimana bentuk pendekatan yang dia yakini, dan sebagainya. Ketika sudah mencapai persamaan, anggap itu sebagai titik awal baru, bukan fakta yang telah dibelokkan. Misalnya:
·         Dia berkata, “Kamu tidak pernah mendukungku dalam rapat. Kamu di sana hanya untuk kepentinganmu dan kamu selalu mengumpankan aku pada hiu-hiu pemangsa itu.”
·         Anda jawab, “Itu tidak benar. Aku yakin kamu siap membicarakan idemu dengan para penanam saham itu. Kalau kupikir kamu melakukan kesalahan, aku pasti membantu, tapi menurutku kamu berhasil melakukannya dengan gemilang.”
5
Dengarkan diri Anda. Penting bagi Anda untuk mendengarkan diri sendiri dan memperhatikan apa yang Anda rasakan mengenai situasi yang berlangsung. Apakah Anda merasa tertindas, tertekan, berkewajiban melakukan banyak hal untuk dia padahal sebenarnya tidak Anda inginkan? Apakah dampak tingkah lakunya seperti tanpa akhir, jadi setelah Anda selesai membantunya dalam satu hal, Anda diharapkan memberi bantuan dan dukungan lebih? Jawaban Anda harus menjadi panduan untuk mengetahui arah hubungan Anda dengannya.
6
Hentikan usahanya membangkitkan rasa bersalah dalam diri Anda. Salah satu kunci yang harus diingat bila ingin keluar dari jebakan rasa bersalah adalah semakin cepat dihentikan, semakin baik. Lakukan pendekatan bumerang yang balik menyerang dirinya dan jangan biarkan penafsirannya akan perilaku Anda menentukan situasi. Pendekatan ini melibatkan penilaian atas apa yang dikatakan si manipulator, serta mengatakan bahwa dia tidak menunjukkan penghargaan, tidak perhatian, tidak realistis, atau tidak bersikap baik.
·         Jika dia berkata, “Kamu sama sekali tidak peduli kerasnya usaha yang kulakukan untukmu.” Jawab, “Tentu aku peduli dengan usaha keras yang telah kamu lakukan untukku. Aku sudah sering mengatakannya. Sekarang kesannya kamu yang tidak memedulikan perhatianku.”
·         Kurangi cengkeramannya pada Anda. Ketika seorang manipulator mencoba membuat Anda merasa bersalah dengan mengatakan bahwa dia tidak penting, jangan terpengaruh.
7
Arahkan fokus Anda pada si manipulator. Daripada membiarkan dia mempertanyakan dan mengajukan tuntutan, kendalikan situasi. Bila Anda diminta atau ditekan untuk melakukan sesuatu yang tidak wajar atau membuat Anda tidak nyaman, ajukan beberapa pertanyaan menyelidik.[16]
·         Tanyakan, “Apakah itu tampak adil untukku?”, “Apakah menurutmu ini masuk akal?”, “Apa manfaatnya untukku?”, atau “Menurutmu bagaimana perasaanku tentang ini?”
·         Pertanyaan seperti itu mungkin dapat membuat si manipulator mundur.
8
Jangan mengambil keputusan cepat. Seorang manipulator mungkin berusaha menekan Anda untuk mengambil keputusan kilat atau menuntut respons cepat. Daripada menyerah, katakan, “Akan kupikirkan”. Jawaban ini akan menghindarkan Anda dari desakan menyepakati sesuatu yang tidak begitu Anda inginkan atau situasi yang tidak menguntungkan.[17]
·         Jika suatu tawaran hilang ketika Anda mengambil waktu untuk berpikir, mungkin itu karena Anda tidak akan melakukannya jika Anda punya waktu untuk berpikir. Jika dia memaksa Anda untuk membuat keputusan dalam hitungan detik, jawaban terbaik adalah “Tidak, terima kasih”.
9
Bangun jaringan pendukung. Fokuslah pada hubungan yang lebih sehat dan lewatkan waktu bersama orang-orang yang membuat Anda merasa senang dan percaya diri. Berpalinglah pada anggota keluarga, teman-teman, mentor, partner, dan/atau teman dari internet. Orang-orang ini dapat membantu Anda untuk tetap seimbang dan bahagia dengan diri sendiri. Jangan mengasingkan diri!
10
Menjauhlah dari manipulator. Jika Anda merasa interaksi dengan orang manipulatif menjadi sangat sulit atau berbahaya, ambil jarak. Anda tidak berkewajiban mengubah dia. Jika si manipulator adalah keluarga atau rekan kerja yang sering bersama Anda, usahakan membatasi interaksi dengannya, kecuali diperlukan.[18]
Tips
·         Manipulasi bisa terjadi dalam semua jenis hubungan, termasuk asmara, keluarga, atau platonik.
·         Carilah pola perilaku tertentu. Jika Anda dapat memprediksi tingkah laku seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu, kemungkinan Anda mulai bisa mengenali tanda-tanda perilaku manipulatif.

SUMBER :